dempoland View RSS

beauty land, green technology and outdoor activity
Hide details



Peta Jalur Pendakian Gunung Dempo Via Desa Tanjung Menang Kecamatan Jarai 22 Jan 2011 3:45 AM (14 years ago)

Peta ini kami buat pada saat pendakian gunung Dempo "Kira Dempo Expedition" 03 - 08 Januari 2011


Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Kira Dempo Expedition Photo Galery, January 03 - 08, 2011 12 Jan 2011 7:08 AM (14 years ago)

Kira Tafida Azzahra
berusia 2 tahun 7 bulan













































Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Etika Pendaki Gunung 23 Dec 2010 9:23 PM (14 years ago)

Kegiatan seorang pecinta alam tidak terpisahkan dari lingkungan karena sebagian besar atau bahkan seluruh kegiatan pecinta alam berkaitan dengan lingkungan baik itu lingkungan hutan, gunung, gua, sungai, tebing dan lain-lain. Kegiatan tersebut merupakan wujud kedekatan seseorang dengan alam yang dicintainya.

Kegiatan kepecintaalaman tersebut pada masa sekarang ini merupakan suatu kegiatan yang cukup populer sehingga banyak orang yang ikut serta dan turut menggemarinya. Akan tetapi sekedar gemar saja tidak cukup. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kejadian semakin rusaknya alam akibat dari kegiatan yang mengatasnamakan kecintaannya terhadap alam dan juga terjadinya peristiwa-peristiwa kecelakaan pada saat kegiatan tersebut dilaksanakan, seperti misalnya pendakian gunung, penelusuran gua, arung jeram, panjat tebing dan lain-lain.

Kecelakaan ini bukanlah disebabkan alam yang kejam dan tidak terkuasai, tetapi lebih banyak tergantung pada para pecinta alam itu sendiri.

Demikianlah, kecintaalam tidak hanya menuntut minat dan semangat, namun juga yang terpenting adalah pengetahuan tentang alam dan lingkungannya, keter yang berupa perjalanan alam bebas atau ekspedisi tersebut, seorang pecinta alam harus membekali diri. Bekal tersebut berupa :

1. Mental. Seorang pecinta alam harus tabah menghadapi berbagai kesulitan di alam terbuka tidak mudah putus asa, dan berani. Berani dalam arti sanggup menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan kemudian mengatasinya dengan cara bijaksana dan benar mengakui keterbatasan kemampuan yang dimilikinya.

2. Teknik hidup alam bebas. Meliputi tali temali, PPPK, Metoda komunikasi, perkemahan dan bivak, Navigasi Darat, Survival, Mountaineering, Penelusuran Gua, Penelusuran Sungai dan SAR.

3. Fisik yang memadai. Karena kegiatan kepecintaalaman termasuk olahraga yang cukup berat dan seringkali tergantung kepada kemampuan fisik, maka setiap pecinta alam harus memiliki kemampuan fisik yang cukup kuat untuk menghadapi dan melaksanakan setiap kegiatan tersebut.

4. Etika. Seorang pecinta alam adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku. Dalam setiap tindakan, seorang pecinta alam diharapkan menghargai kaidah, hukum dan norma masyarakat itu. Demikian sehingga terdapat kode etik pecinta alam yang akan memberikan pedoman sikap pecinta alam.

5. Kesadaran konservasi. Dengan memiliki bekal ini, seorang pecinta alam seharusnya sadar bahwa alam bukan hanya untuk dimanfaatkan demi kepentingan pribadi. Tetapi lebih dari itu, dia dituntut untuk mengutamakan perlindungan dan pelestariannya.

Etika Berkelana di Rimba Raya

Lokasi rimba raya yang menjadi sasaran kegiatan berkelana biasanya jauh dari tempat pemukiman. Rimba raya di Indonesia terwujud dalam berbagai bentuk ekosistem. Diantaranya adalah ekosistem hutan pegunungan, hutan berbukit-bukit, hutan dataran rendah, hutan savana, hutan pantai dan hutan tanah gambut. Sebaiknya kita tidak melakanakan perjalanan tanpa tujuan yang jelas dan persiapan perencanaan yang memadai. Agar rencana perjalanan berjalan dengan lancar, selamat dan sukses, terlebih dahulu harus diketahui hal-hal yang boleh dilakukan, hal-hal yang tidak boleh dilakukan, kemungkinan yang akan dihadapi, tindakan pada waktu tersesat, perlengkapan yang harus dibawa dan lain-lain.

Pengelana yang bertanggung jawab tidak akan melakukan :

· Menyalakan api secara tidak dikendalikan yang dapat menyebabkan kebakaran hutan

· Merusak tanda-tanda di lapangan, baik tanda-tanda lalu lintas, tanda larangan dan penjelasan tentang obyek-obyek

· Tidak merusak sarana dan prasarana wisata yang ada

· Tidak mengganggu unsur-unsur habitat dan satwa khas yang ada

· Tidak melakukan keisengan-keisengan yang dapat menyusahkan/mencelakakan orang lain (memasang petasan, jebakan dan lain-lain)

· Tidak membuat corat-coret pada pohon-pohon dan batu-batuan

· Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang kurang terpuji (menurut norma agama dan adat istiadat)

· Tidak membuang sampah sembarangan, sedapat mungkin dibawa pulang

· Tidak melakukan perburuan satwa, apalagi yang dilindungi

· Tidak merusak tumbuhan dan batuan dengan coretan cat atau menorehnya dengan pisau

· Kurangi sedapat mungkin penebangan/pemotongan pohon dan belukar

· Pada keadaan darurat (tersesat, kecelakaan, perbekalan habis, dan lain-lain) jangan panik. Lakukan prosedur-prosedur yang diperlukan dan cari pertolongan secepatnya

Etika dalam Mendaki Gunung

Ketika anda memutuskan untuk melakukan perjalanan menuju sebuah gunung, tentu anda seharusnya mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, baik personil, logistik, perlengkapan maupun pengetahuan medan.

Ketika anda merencanakan untuk menaiki sebuah gunung yang cukup sulit, tentu anda juga akan menyiapkan tim yang ideal dan solid menurut anda, dan anda tahu betul kemampuannya. Perbekalan dan peralatan yang cukup juga situasi medan dan route yang akan anda lalui, kemudian anda siap untuk melakukan perjalanan.

Bahaya tentu saja akan selalu ada baik itu dari anda dan tim anda yang menyangkut kesiapan perlengkapan dan peralatan tim maupun pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tim dalam melakukan perjalanan. Bahaya dari luar akan selalu ada, tergantung kesiapan tim dan kesolidan tim dalam menghadapinya.

Mental akan sangat berpengaruh dalam perjalanan anda. Sejauh mana kemampuan leader dalam memimpin tim dan respect tim terhadap leader dengan segala keputusannya. Bagaimana sesama anggota tim saling mendukung dan membantu satu sama lain.

Demi keselamatan pengunjung dan kelestarian alam, pendaki hendaknya mematuhi kewajiban sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan pendakian, calon pendaki diwajibkan melapor ke pos jaga terkahir, untuk dilihat apakah persyaratan pendakian telah dipenuhi atau belum

2. Pendaki juga diwajibkan melapor ke perangkat desa (terakhir) di rute perjalanan

3. Setelah pendakian, pendaki diwajibkan lapor ke pemberi ijin, untuk memastikan ada tidaknya pendaki yang telambat turun

4. Pendaki diwajibkan memperhatikan kebiasaan dan adat istiadat setempat (pakaian, hal-hal yang ditabukan dan lain-lain)

5. Bila terjadi musibah agar segera ke pos kehutanan dan atau aparat pemerintah setempat

6. Yakinkan bahwa bekas api unggun telah benar-benar padam sebelum ditinggalkan

7. Pendaki agar mempunyai asuransi kecelakaan diri

8. Larangan

Untuk berhasilnya suatu pendakian, agar diperhatikan larangan-larangan sebagai berikut:

· Dilarang keras membawa obor sebagai alat penerangan (pada pendakian malam hari), agar tercegah kebakaran. Sebagai gantinya dapat digunakan senter

· Dilarang membuang benda yang mengandung api (misalnya puntung rokok) selama pendakian

· Dilarang mempergunakan kayu untuk keperluan apapun (api unggun, masak, tongkat)

· Dilarang mengambil tumbuhan dan binatang, telur atau sarang apapun, terutama bila gunung yang didaki termasuk kawasan konservasi (cagar alam, taman nasional)

· Dilarang membuat kegaduhan (berbicara keras, membunyikan alat musik) yang dapat mengganggu kehidupan satwa dan pendaki lain

· Dilarang membuang sampah apapun (kertas, plastik, kaleng). Benda-benda tersebut harus diangkut kembali ke bawah

· Dilarang mencemari lingkungan, termasuk mencoret-coret batu, kulit/akar/daun pohon

· Dilarang melakukan tindakan apapun yang dapat mengganggu keaslian alam.

sumber : para pendaki gunung

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Aneh, Danau Berwarna Merah di Pagaralam 21 Dec 2010 8:30 PM (14 years ago)

Warga Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Sabtu (4/12/2010), menemukan danau yang permukaan airnya berwarna merah dengan luas 6 hektar di perbatasan Provinsi Bengkulu atau sekitar bukit Raje Mandare.
Keberadaan danau ini juga baru dapat dijangkau dalam waktu sekitar dua hari dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan dan bukit Rimbacandi, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Selatan.






"Kami bersama rombongan 21 orang, termasuk dua paranormal, melakukan ekspedisi di kawasan Rimbacandi dengan menelusuri tebing, hutan, dan perbukitan selama dua hari baru sampai di lokasi danau merah tersebut," kata Kasmidi, warga setempat, di Pagar Alam.
Letak danau itu di sekitar perbukitan Raje Mandare, di perbatasan antara Kota Pagar Alam dan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, yang terkenal dengan banyak simpanan sejumlah peninggalan bersejarah, termasuk candi.
Menurut dia, di daerah itu memang banyak hal yang aneh bisa ditemukan.

Selain ditemukan danau dengan permukaan air berwarna merah, di hutan Raje Mandare di perbatasan Bengkulu-Sumatera Selatan ini diketahui banyak keanehan.
Menurut Kasmidi, danau merah itu sendiri juga aneh, setidaknya menurut pengetahuannya. Sebab, meskipun airnya terlihat berwarna merah, tetapi kalau diciduk pakai tangan atau gayung, airnya terlihat biasa saja. Bening dan jernih.

Keanehan lain, kata Kasmidi, ada satu lokasi tak jauh dari danau yang menimbulkan aroma pandan bila malam hari. Hal itu tidak ditemukan pada lokasi lain.

Masih cerita Kasmidi, di hutan Raje Mandare juga ada sejumlah satwa raksasa. Misalnya, kelabang dengan lebar 30 cm dan panjangnya 50 cm, burung raksasa, dan kerbau yang telinganya ada sarang lebahnya.

Yang mengherankan, pohon-pohon hutan yang tegak berdiri di atasnya pun seperti mempunyai tatanan tersendiri. Kalau tanah tempat pohon itu tumbuh masih masuk wilayah Tanah Basemah Pagar Alam, maka semua pohonnya miring ke arah Pagar Alam. Namun, kalau tempat tumbuhnya di Bengkulu, maka pohon-pohonnya miring ke arah Bengkulu pula, atau berlawanan dengan arah Pagar Alam.
Masih di daerah itu, semua jenis burung dan hewan hutannya cukup jinak, tidak takut terhadap manusia. Meski begitu, agar burung dan hewan tidak lari, pengunjung tidak boleh mengeluarkan suara atau berbicara.
"Ada hal lain yang kami temukan, seperti kelabang ukuran lebar 30 cm dan panjang 50 cm, burung raksasa, dan kerbau yang telinganya ada sarang lebah atau tawon. Namun, kami tidak tahu apa saja yang tersimpan di daerah bukit Raje Mandare itu," ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Senibudaya setempat, Syafrudin, mengatakan, daerah Rimbacandi memang masih banyak menyimpan misteri yang hingga kini belum dapat terungkap, termasuk keberadaan bukit Raje Mandare yang banyak memiliki peninggalan sejarah.
Sayangnya, pihak pemerintah setempat masih terkendala dana untuk melakukan penelitian di daerah itu. Selain itu, juga ada keterbatasan tenaga ahli. Untuk itu, diperlukan studi lebih lanjut untuk mengungkap misteri Hutan Raje Mandare.

sumber : Kompas

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Baru Ditemukan, Air Terjun Terbesar di Pagaralam 21 Dec 2010 8:18 PM (14 years ago)

Air terjun terbesar di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, ditemukan warga di Dusun Muara Tenang, Kelurahan Perahu Dipo, Kecamatan Pagaralam Selatan, Sumatera Selatan, dengan ketinggian 100 meter dan lebar 20 meter.





Pemantauan di lokasi, Selasa (21/12/2010), warga memberi nama air terjun itu "Ayek Kaghang". Hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota, air terjun itu berketinggian 100 meter dengan lebar 20 meter dan lokasinya berada sekitar 2 kilometer dari permukiman penduduk.

Air terjun ini masih sangat alami, di sekitarnya masih banyak terdapat pohon kayu besar dan sekitar alirannya dapat ditemukan lumut berwarna hijau.

"Memang sudah cukup banyak ditemukan air terjun, tetapi yang paling indah dan besar baru di Kelurahan Perahu Depo, Kecamatan Dempo Selatan, ini," kata Anang, salah seorang warga setempat.
Ia mengatakan, untuk menuju lokasi air terjun, memang harus melewati hutan belantara dan alur sungai sehingga butuh waktu sekitar dua jam.
Karena baru ditemukan, kata dia, air terjun ini belum memiliki jalan akses dan kemudian di sekitarnya masih dikelilingi hutan lebat dan bukit terjal.
Masih cukup banyak tumbuh-tumbuhan alami di sekitar air terjun seperti keladi, rumput gajah, dan beberapa jenis kayu yang biasanya hidup di kawasan hutan lindung.
Menurut Anang, keindahan pesona alam ini semakin terasa saat air yang jatuh berwarna putih mengempas bebatuan sehingga menimbulkan embun dan percikan yang begitu terasa sejuk jika menyentuh badan.
Hal senada juga diungkapkan Irik, warga lain, air terjun "Ayek Kaghang" tersebut sangat indah dan masih alami, tetapi kondisi jalan menuju lokasi sangat terjal dan melewati tebing curam sehingga warga jarang mendatanginya.
"Mengingat masih berada di kawasan hutan alami, ada kesan air terjun itu sedikit angker, sehingga warga sangat jarang mengujunginya," ungkap Anang.
"Mengingat akses jalan menuju air terjun 'Ayek Kaghang' tersebut belum ada, kami mengharapkan kepada pemerintah untuk membangun akses jalan menuju kelokasi ini. Dengan dikembangkanya air terjun tersebut, mungkin dapat meningkatkan pariwisata di Pagaralam ini," ujar Anang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagaralam Safrudin mengatakan, memang sudah banyak ditemukan air terjun di Pagaralam setidaknya pada 32 lokasi dan penemuan yang memiliki luas 20 meter itu tentunya cukup luar biasa dan merupakan air terjun terbesar di Pagaralam.
Penemuan ini tentunya akan menambah koleksi lokasi wisata air terjun dan ke depan akan menjadi proritas bagi pemerintah untuk melakukan pembangunan jalan akses menuju lokasi wisata itu.

sumber : kompas

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Jalur Pendakian Gunung Ceremai melalui Palutungan, Kuningan 19 Dec 2010 3:32 AM (14 years ago)


Gunung Ceremai ini berada di Propinsi Jawa Barat, berada di perbatasan 3 kabupaten, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon, Gunung ini merupakan Gunung tertinggi di Jawa Barat

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

earth4energy 16 Dec 2010 8:12 AM (14 years ago)

Reduce energy usage

The most dificult day of every month is when time comes to pay bills and mostly the enormous electricity bills that we get. It’s high time and we need to take serious measures to reduce the power bill. Do not worry. We will share some key tips and will make you reach your goal.

Make sure to discuss with family member about the importance of saving electricity. You can reward them a treat if their participation has led to savings. Suggest them some tips like switching of the lights when they are not present there and attending a call in another room or having dinner at the dining table. Make sure to switch off all the appliances even if you are sure to be back in five minutes. Yes, that will help a lot. Every drop of water makes an ocean.

We may prefer to switch off the television set or turn off the fan, but not the tubelight.We need light at the time of night but see that the usage is required in all the rooms or not.Taking care of such these small precautions will surely leads us to savings in the long run by reducing the bills of the power demon.

One should plan to invest smartly on power. Replace all the incandescent bulbs present in the house with compact fluorescent light or those CFL bulbs. These bulbs consume less electricity as they consume less power.

Buy the energy saver gadgets that are available in the market. Such gadgets will monitor the intake of the entire power supply in your house and makes you take decision on how to control the usage.

Most of us assume on the fact that the rise in electricity bill is due to the vast number of electrical items present at home. But the truth is that the electricity bill is not directly connected or affected due to the number of gadgets, but by the way one uses them.

Take a step forward to avoid using those typical items regularly that consumes lot of power -
• The washing machine should be used only when there is a bucket full of clothes.
• The geyser should not be kept on for maximum amount of time.
• The air-conditioner should be kept at minimum high or low temperature.
• Take note to switch off the computer monitor when not in use. It consumes maximum power and it just takes a second to switch it again.

Lastly we suggest that for reducing the electricity bill by taking benefit of reading the energy saving guide like Earth4Energy that has some of the best solutions to generate energy at home and providing free electricity to some of your home appliances. In this way we can save power that is facing a huge shortage because of the large demand in the global countries. Try to reduce the requirement of those electrical wires and sockets for home and use the renewable energy extracted from natural resources like wind, sun, tides at a lesser price but having a long term returns. Click Here!

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Let's Climb The Mountain 9 Dec 2010 6:47 PM (14 years ago)

Preparing for a trip

One common preparation for hiking is to do regular exercise, stimulates liver function and blood circulation resulting in more muscles stronger. best practice include: walking (at least 3-4 hours), cycling, swimming, walking in the forest, jogging, itinerant training (circuit training) run through the ladder with quick steps.

To prepare the high mountains that we must do the exercises on the uneven field to train the calf muscles, knees. Practice on uneven ground also foster a feeling of security.

Besides the physical and skill, mountain climbing also requires mental stability and concentration ability. mountaineers have to train patience and understanding of abilities.

Important things to travel to the mountain are:

1. Travel plans and the calculation time is needed. This plan includes the knowledge of the area to be on the go, with a thorough understanding maps and directions, preparations are also included for the conditions of uncertainty such as health conditions, air and weather, it will be very good we collect data and information to people who has experience in the area. computation time also becomes a very important factor in doing mountain climbing, ideally calculations are: for horizontal distance 4 km in travel within 1 hour, but in the climbing field in 1 hour a person can climb of approximately 400 m and can go down as far as 600-700 m, then for the terrain that is really new we go to the calculation time becomes very important because it is closely related to the amount of consumption and health. listen to instructions from local people because somehow they are more familiar territory than we do, prepare equipment with good ripe that the type, number and function, check back before setting out to avoid risk.
2. Food. In accordance with the time and travel distance, a mountain climber every day spent 4000 to 6000 calories, 60% carbohydrate, 20% fat and 20% egg white. a climber should bring foods that are in need only, dry foods and fruits. If we are going to travel alone so before leaving we had to eat bread or rice with additional consumption of honey and drink tea or coffee. when it is stopped on the trip will be very good if we eat and drink a little to strengthen the power. drink intake also should be enough, assuming that the way drinking is not true just a little, drink a lot but little by little, if not drinking it should be replaced with other foods to add energy.
3. Acclimatization (conformance with the surrounding air.) Every living thing has a certain time to adjust to the amount of acid in the higher regions. time is needed for adjustment with the air every person is different. A healthy and well-trained people who used to live at an altitude of approximately 500 meters above sea level requires 2-3 days before they can feel good at an altitude of 2000-2500 masl. to a height of 2500-3000mdpl, one must perform between 3-5 days of acclimatization. if it will travel over the previous 4000mdpl must experience first trip for 1 week above 2000 m. The higher the place will be more high risk also will be facing, physical readiness, mental and supporting facilities will be very influential, calm is the best attitude that we must bear in mind! A person may experience pain if located at an altitude start 3000mdpl, from mild, such as headaches, palpitations, like vomiting, shortness of breath until the very dangerous to the accumulation of water in the lungs, the sign is a cough that raises the voice of the throat and slimy vomit to find it hard to breathe, when the symptoms arise then the only way is to quickly return to a more low-to feel more comfortable.

written by: Aan Syahar


Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Mari Mendaki Gunung 9 Dec 2010 6:37 PM (14 years ago)

Persiapan untuk suatu perjalanan

Salah satu persiapan umum untuk mendaki gunung adalah melakukan latihan rutin, merangsang hati dan peredaran darah lebih berfungsi sehingga menghasilkan otot yang lebih kuat. latihan terbaik meliputi : perjalanan jauh (minimal 3 - 4 jam); bersepeda, berenang, perjalanan dalam hutan, jogging, latihan keliling (circuit training) berjalan melalui tangga dengan langkah cepat.

Untuk persiapan ke pegunungan yang tinggi kita harus melakukan latihan di lapangan yang tidak rata untuk melatih otot betis, lutut dan mata kaki.latihan di lapangan yang tidak rata juga menumbuhkan perasaan aman.

Selain fisik dan ketrampilan, mendaki gunung juga menuntut stabilitas kejiwaan dan kemampuan konsentrasi yang baik.seorang pendaki gunung harus melatih kesabaran dan memahami kemampuan dirinya.

Hal-hal penting dalam melakuakan perjalanan ke gunung adalah :

  1. Rencana perjalanan dan perhitungan waktu yang di butuhkan. Rencana ini meliputi pengetahuan tentang daerah yang akan di datangi, pahami dengan teliti peta dan petunjuk, persiapan juga termasuk untuk kondisi-kondisi yang tidak menentu misalnya kondisi kesehatan, udara dan cuaca, maka akan sangat baik kita mengumpulkan data dan keterangan kepada orang-orang yang telah pengalaman di daerah tersebut. perhitungan waktu yang tepat juga menjadi faktor yang sangat penting dalam melakukan pendakian gunung, perhitungan idealnya adalah : untuk jarak horizontal sejauh 4 km di tempuh dalam waktu 1 jam, tetapi dalam medan pendakian dalam 1 jam seseorang dapat mendaki kira-kira 400 m dan dapat turun sejauh 600 - 700 m, maka untuk medan yang memang benar-benar baru kita datangi perhitungan waktu menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan jumlah konsumsi dan kesehatan. dengarkan petunjuk dari orang-orang lokal karena bagaimanapun mereka lebih mengenal wilayahnya daripada kita, persiapkan peralatan dengan matang baik itu jenis, jumlah dan fungsi, periksa kembali sebelum berangkat untuk menghindari hal-halyang tidak di inginkan.
  2. Makanan. Sesuai dengan waktu dan jarak tempuh perjalanan, seorang pendaki gunung setiap hari menghabiskan 4000 sampai 6000 kalori, 60% karbohidrat, 20% lemak dan 20% putih telur. sebaiknya seorang pendaki membawa makanan yang di perlukan saja, makanan kering dan buah-buahan. Apabila kita akan berpergian sendiri maka sebelum berangkat kita harus makan roti atau nasi dengan lauknya dengan tambahan konsumsi madu dan minum teh atau kopi. apabila sedang berhenti di perjalanan akan sangat baik kalau kita makan dan minum sedikit untuk memperkuat tenaga. asupan minum juga harus cukup, anggapan bahwa dalam perjalanan minum hanya sedikit adalah tidak benar, minumlah yang banyak tetapi sedikit demi sedikit, apabila kurang minum maka harus di ganti dengan makanan lain untuk menambah tenaga.
  3. Aklimatisasi (penyesuaian diri dengan udara sekitar). Setiap makhluk hidup mempunyai waktu tertentu untuk menyesuaikan diri dengan jumlah zat asam dalam daerah yang lebih tinggi. waktu yang di butuhkan untuk penyesuaian diri dengan udara setiap orang berbeda. orang yang sehat dan terlatih yang biasa hidup pada ketinggian kira-kira 500 mdpl memerlukan 2-3 hari sebelum bisa merasa senang pada ketinggian 2000 - 2500 mdpl. untuk hidupdi ketinggian 2500-3000mdpl, orang harus melakukan aklimatisasi antara 3-5 hari. apabila akan melakukan perjalanan di atas 4000mdpl sebelumnya harus mengalami perjalanan dulu selama 1 minggu di atas 2000 m. Semakin tinggi tempat maka akan semakin tinggi juga resiko yang akan di hadapi, kesiapan fisik, mental dan sarana pendukung akan menjadi sangat berpengaruh, sikap tenang adalah yang terbaik yang harus kita camkan! Seseorang  dapat mengalami sakit jika berada di ketinggian  mulai 3000mdpl, dari yang ringan seperti pusing kepala, jantung berdebar, mau muntah, sesak nafas  sampai kepada yang sangat berbahaya yaitu  penimbunan air dalam paru-paru, tandanya adalah batuk-batuk yang menimbulkan suara dari tenggorokan dan muntah-muntah berlendir hingga merasa sulit bernafas, apabila gejala itu timbul maka satu-satunya cara adalah secepatnya kembali ke tempat yang lebih rendah sampai merasa lebih nyaman.
di tulis oleh : Aan Syahar

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

12 Common Digital Photography Mistakes 7 Dec 2010 5:03 PM (14 years ago)

With digital cameras at their most affordable, anybody can be a photographer these days. Problem is, it takes more than a camera to take good pictures.

It takes a certain eye, a way of seeing things, to take pictures that make people go "Wow!". Fortunately, it can be learned. And the more you practice, the better you'll get.

If you're interested in becoming a good digital photographer, I recommend the "Shoot Digital Pics Like the Pros," a free report.

Start by taking a look at these most common mistakes people make when taking digital pictures:

1. Not knowing your camera

If you never read your digital camera's manual and learn its features and how to use them, you won't be able to make the most of it.

2. Not using a tripod

Tripods allow you to take the sharpest pictures even in low light. Use one as often as possible.

3. Not giving the camera time to focus

Digital cameras need time to properly focus and get the right exposure. It can take a fraction of a second or a couple of seconds. Account for this when taking pictures.

4. Relying too much on zoom

Using the camera's zoom feature makes the picture grainier. Get as close to the subject as possible.

5. Taking pictures against the light

This makes the subject dark and the background too bright.

6. Relying too much on the flash

Natural light gives the best pictures, so use it as much as possible. Flash tends to make images look harsh.

7. Not taking enough pictures

It's almost impossible to take the perfect shot at one try, so take many pictures. With digital photography, this doesn't cost you extra. Try different angles and compositions.

8. Always putting the subject dead center

Learn the rule of thirds in composition, and you'll have more interesting pictures.

9. Forgetting to check the horizon

When taking pictures with the horizon showing, make sure it's level.

10. Selecting a low-resolution setting

Your camera will allow you to select different resolutions. Don't be tempted to choose a low resolution just to save on memory space. Instead, buy additional memory for your camera and always take your pictures in high resolution.

11. Trying to take too much

Don't try to include too many things in one picture, such as people and scenery. A picture is more effective when it's focused on a single subject.

12. Not using the camera

You'll never know when a good photo op will come up, so have your camera with you at all times.

It may seem like a lot to think about, but with practice, these things will become second nature.

For those who want to learn even more digital photography techniques, check out the free report, "Shoot Digital Pics Like the Pros." It's a short but info-filled guide that will have you shooting digital pictures like a pro in no time.

Find out more about "Shoot Digital Pics Like the Pros" here:
www.learndigitalphotographynow.com

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Top 5 Cameras for Digital Photography Beginners 7 Dec 2010 4:47 AM (14 years ago)

With all the choices available, shopping for digital cameras can be overwhelming. We've like to make it easier for you.

If you're in the market for a digital point-and-shoot camera for a beginner, here are 5 models we found which are highly recommended by the leading websites on digital photography.

These cameras are compact, easy for a beginner to use, yet has enough features for a budding digital photography enthusiast. They're also price reasonably for someone who's still exploring the world of digital photography.

Of course, the camera can only do so much; the quality of a picture still depends on the skill of the photographer. Make sure to claim your copy of "Shoot Digital Pics Like the Pros," to get professional photography tips and tricks. It's a totally f-ree report.

Here's our top 5 cameras for digital photography beginners:

1. Canon Powershot A1100 IS

A top choice in many digital photography sites. It takes 12.1-megapixel photos and includes all the features beginners will appreciate, such as shooting modes that automatically select the right settings, Face Detection Technology, and Intelligent Contrast Correction. Yet other modes will allow the shooter to select his own settings for exposure, shutter speed and other variables. And at only a little over $100, this is one affordable yet powerful camera.

2. Panasonic DMC-FS25

Another 12.1-megapixel camera that gets consistently high ratings from photography sites. Aside from face detection and intelligent ISO control, the Panasonic DMC-FS25 allows the user to lock focus on a moving subject. The shutter release is ultra-fast, with a time lag as little as 0.006 seconds. At the ISO 6400 setting, you can take pictures even in almost total darkness.

3. Casio EX-FC100

This 9.1-megapixel camera bosts of high-speed burst shooting, which lets the user take 30 shots per second - great for sports and other action-packed photography. It also records HD video and features fast uploading to YouTube.

4. Sony Cybershot DSC-W290

This camera's Intelligent Auto Mode, Intelligent Scene Recognition and Face Detection Technology make picture-taking foolproof even for the rank beginner. It even has Anti-Blink Function, which helps keep subjects from blinking, and warns the photographer when a subject has blinked. It has a range of other features, including 13 photo modes, image stabilization and a 9-point autofocus. This 12.1-megapixel camera also takes HD video.

5. Nikon Coolpix L100

This is a 10.0-megapixel camera with 15x optical zoom. The Smart Portrait System lets users take portraits without the dreaded red-eye, which the camera fixes automatically. It also has face-finding technology, so faces are always in focus, a Smile Mode, which shoots the picture when the subject smiles, and a Blink Warning, which lets the user know when the subject blinked. Other features include image stabilization, high-speed shooting, low-light shooting, and Sport Continuous Scene Mode of up to 13 frames per second.

Hopefully this list will help you find the perfect entry-level camera. Compare the features with your digital photography needs and, of course, your budget, to find the best point-and-shoot camera for you.

Even professional photographers use these compact cameras for situations when they cannot lug around a huge digital SLR camera. So don't think that using one of these makes you an "amateur."

The proof is in the picture. And if you'd like to take professional-looking pictures, then download your f-ree copy of the report, "Shoot Digital Pics Like the Pros."

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Mountaineering Legend 6 Dec 2010 7:14 PM (14 years ago)

The Mountaineer Legend : Sir Edmund Hillary

Born on July 20, 1919 in Auckland, New Zealand to parents Percival Augustus Hillary and Gerrude Clark, Edmund was set to do big things in the world of mountaineering. Growing up in Tuakau, the shy and introverted Hillary finished primary school at the Tuakau Primary School two years early, and went to Auckland Grammar Scool where he struggled to achieve average marks. Being smaller than the rest of the kids in school, Hillary took solace in his books and his adventurous thoughts.

Hillary got into mountaineering after a school trip to Mount Ruapehu, the largest active volcano in New Zealand, when he was 16. It was in this trip that he realized he was physically strong and had greater endurance compared to his companions. After graduating at the University of Auckland with a degree in Mathematics and Science, he set out for his first mountain climb in 1939 where he reached the summit of Mount Ollivier in the Southern Alps. Working as a beekeeper during the summer, his work allowed him to pursue climbing during the winter season.

After conquering numerous mountains, Hillary was set to become a legend in mountaineering, being the first ever to reach the summit of Mount Everest together with his Sherpa mountaineer, Tenzing Norgay. The successful British attempt came true in 1953, with as much as 400 people, with over 350 porters and 20 sherpa guides. The highest point on earth was reached by Hillary and Tenzing at 11:30 am, on May 29, 1953. Hillary was 33 years old. After summiting Everest and being knighted by Queen Elizabeth II, Hillary went on to climb other Himalayan peaks.

Hillary was married to Louise Mary Rose in 1953, and had three children, Peter, Sarah and Belinda. Their marriange was shortlived after Louise together with her daughter Belinda died in a plane crash in 1975 on thier way to join Hillary in Phaphlu. In 1989 Hillary married June Mugrew, the widow of his close friend Peter Mulgrew who had died in 1979 after the Air New Zealand Flight 901 crashed on Mount Erebus.

Aside from mountaineering, Hillary devoted much of his time in helping the Sherpas of Nepal when he founded the Himalayan Trust. He was also appointed as the Honorary President of the American Himalayan Foundation. With his efforts, Hillary has helped built a number of schools and hospitals in the remote regions of Himalayas.

He died on January 11, 2008 at the Auckland City Hospital after suffering from a heart attack. His death at the age of 88 was a sorrowful loss not only to the world of mountaineering but to the world. His bravery and strength to conquer the world became evident in his accomplishments.

abc-of-mountaineering

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

ProFlightSimulator Review - Pros and Cons 6 Dec 2010 12:41 AM (14 years ago)


ProFlightSimulator is one of the most popular flight simulator games online today. In this ProFlightSImulator review we will take a look at this product and see what are the pros and cons of this package.

ProFlightSimulator Review - What Exactly Is This Package?
Before I go into details, lets take a look at the impressive stats. ProFlightSimulator comes complete with a fully realized and modelled world, with landmarks and accurate scenery for every part of the globe, powered by Google Maps.
The game even accurately maps the solar system, and weather patterns are accessed in real-time to deliver true-to-life weather in every area of the globe. It truly does feel like you're traversing the planet in the plane of your choice.
Speaking of planes, there is a massive collection of aircraft at your disposal, all accurately modelled. Nearly 120 planes were available at the time of this ProFlightSimulator review, and more are being added all the time, thanks to the game's dedicated team of developers.
However, with so many flight sims out on the market and on the internet today, Is ProFlightSimulator really worth the money?
To answer this question and to find if this package is really for you lets talk about some of the pros and cons of this flight sim
ProFlightSimulator Review - The Pros And Cons
The Pros
Extremely Realistic Flying
This ProFlightSimulator software is more realistic than any other simulation software available. It has been built to be as close to real life as possible. Everything from terrain, aircraft reactions, to planetary alignments & movements. 


After playing dozens of other flight sims online I noticed the most about ProFlightSImulator is the attention to detail. 

Extensive Selection of Aircrafts and Maps
I was impressed with the most was the professional, fully detailed, Real Life flight sim with support for over 20,000 of the worlds airports, extensive scenery packs as well as120 different planes from Concords, F16s, Migs, airliners and more.
Very Useful Bonuses That Beats Other Package:
When you order ProFlightSimulator you will also receive these 3 bonuses which no other flight sim package offers:
1. Interactive Scenery Designer
2. Kelpie Flight Planner
3. Free Combat Flight Simulator Game
Great MultiPlayer Options
ProFlightSimulator has an online component has been expertly implemented. Two that stood out in the online mode were formation flying and chatting, which to be honest I thought were put together brilliantly.
Money Back Guarantee
The product comes with 60 days money back guarantee and if you are not completely satisfied with what you get, you will receive your money back.
Free Updates For Life
Whats more, included in the ProFlightSimulator package are free updates which ensures that there is a constant stream of content which compliments the package more.
The Cons
It May Take Time To Download The Package
The size of this download package is not small and if you have slow internet connection it may take you a couple of hours to download all the blueprints. 


In this case it may be a good idea to upgrade to the DVD edition (you can do it at the members' area).

May Be A Little Overwhelming At First
Just because there are so many different aircrafts and maps, the members' area can be a little overwhelming at first. However the downloads are organized by category and once you get started, you will find it is not difficult to find what you are looking for.
The Bottom Line
Overall, there is no doubt that ProFlightSimulator one of the best value flight simulators available on the market.
We went into this review somewhat sceptical of the high praise it has received from others, but walked away happily converted. The game looks, sounds, and plays better than any other flight sim on the market, and has more planes, locations, and options available to boot. It will keep even the most devoted gamer busy for months, exploring the beautiful planet we call home.
All in all, this is a great game that will appeal to new and veteran flight simulation fans alike. Click Here!

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Sejarah Emas 4 Dec 2010 8:36 PM (14 years ago)


TIDAK ADA yang mengetahui secara pasti kapan sebenarnya Emas mulai pertama dikenal dan memiliki nilai. Menurut sejarah peradaban, Emas mulai dikenal manusia sejak manusia mulai berbudaya. Sebagai sesuatu yang mempunyai nilai tinggi, Emas mulai dikenal pada masa kekuasaan kekaisaran di Eropa yang kemudian diikuti dengan pencarian oleh sejumlah petualang dan penemu benua baru seperti Christoper Columbus dan Vasco da Gamma yang pada ahirnya memulai masa imperialisme.

Namun jauh sebelum itu, Emas telah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Sejumlah suku pedalaman sudah mengenal Emas dan dijadikan sebagai alat budaya khususnya perlengkapan spiritual kuno. Dalam sejarah, masyarakat Mesir Kuno (Circa) tahun 1932 sebelum masehi mereka memakamkan Raja Tutankhamen dalam peti Emas seberat hampir 2.500 pound. Raja Croesus dari Lydia (kini merupakan wilayah Turki) pada 560 tahun sebelum Masehi memerintahkan pembuatan koin emas pertama dan peristiwa ini menandai sejarah emas sebagai alat untuk bertransaksi. Bangsa Romawi sendiri pada tahun 50 SM, mulai menggunakan koin Emas sebagai alat transaksi.

Sebagai komoditi pertambangan, Emas mempunyai sejarah yang sangat panjang. Diperkirakan sejarah penambangan Emas sudah dimulai sejak 2000-5000 tahun SM. Begitu panjangnya usia kegiatan pertambangan Emas tentunya juga banyak mengalami perubahan metoda, dimulai dengan cara pertambangan tradisional yaitu menggunakan gravitasi atau amalgamasi air raksa, kemudian motoda Sianida, flotasi dan heap leaching. Pertambangan Emas terbesar saat ini adalah Afrika Selatan, kendati demikian tidak berarti Afrika Selatan memilki cadangan emas terbesar. Sesuai sifatnya Emas memang tidak habis dikonsumsi, berbeda dengan komoditi lain yang habis dikonsumsi sehingga memungkinkan negara lain yang tidak memilki tambang Emas yang banyak tetapi justru memilki cadangan Emas yang besar, hal ini terkait dengan fungsi Emas sebagai cadangan devisa dan instrumen moneter serta investasi.

Emas Sebagai Alat Tukar
Emas dalam bentuk koin sebagai alat tukar telah dimulai pada masa Raja Croesus dari Lydia (Turki) sekitar tahun 560 SM. Koin Emas juga digunakan sebagai alat tukar dimasa Kerajaan Romawi pada zaman pemerintahan Julius Caesar.
Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawa dan disebarkan

Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap penggunaan emas sebagai mata uang (dinar) yang digunakan dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan. Pada masa Rasulullah, ditetapkan berat standar dinar diukur dengan 22 karat emas, atau setara dengan 4,25 gram (diameter 23 milimeter). Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO), dan berlaku hingga sekarang.

1 Koin Dinar Emas = 4,25 gram Emas 22 Karat

Perkembangan perdagangan yang makin pesat menuntut penggunaan alat tukar yang lebih fleksibel, ringan dan mudah dibawa tanpa mengurangi nilai; mendorong diciptakannya uang kertas atau uang Fiat. Pada mulanya uang kertas yang dicetak harus disertai dengan penjaminan, jaminan atas uang kertas yang dicetak ini berupa Emas (cadangan Devisa Emas). Sebuah negara tidak bisa sembarangan mencetak uang kertas tanpa jaminan stok Emas yang memadai. Inilah yang kemudian dikenal dengan Standar Emas dan momentum ini ditandai dengan ditanda-tanganinya perjanjian Bretton Woods tahun 1994 yang didukung oleh tidak kurang dari 44 negara.

Menurut perjanjian Bretton Wood, masing-masing negara mematok mata uang kertasnya terhadap USD Dolllar dengan jaminan Emas, yaitu, USD 35 dijamin dengan satu ounce Emas. Perjanjian atau standar Emas ini berlangsung 27 tahun hingga tahun 19971, dimana pada tahun 1971 pemerintah Amerika Serikat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi akibat perang vietnam tidak mampu lagi mempertahankan jaminan atas uang kertas dengan cadangan Emas yang dimilikinya, akibat besarnya aliran penukaran US Dollar dengan Emas, sehingga mendorong pemerintah AS memutuskan tidak lagi menjamin US Dollar dengan Emas, sejak itu mata uang kertas tidak lagi dijamin dengan Emas tetapi ditentukan oleh kepercayaan yang didukung oleh ketersediaan cadangan devisa (Emas dan valuta asing) yang dimiliki bank sentral masing-masing negara dan supply-demand yang ditentukan kondisi fundamental ekonomi masing-masing negara.

Dampak Penghapusan Standar Emas
Saat ini perekonomian global sangat tergantung pada Dollar Amerika. Perekonomian global terbentuk untuk menghasilkan barang dan jasa semurah mungkin untuk dikonsumsi oleh Amerika sebagai negara yang paling besar menyerap produksi dan negara yang paling konsumtif.

Dollar Amerika kemudian menjadi pengganti Emas dan secara de facto merupakan fundamental dari sistem moneter global di seluruh pelosok dunia, segala sesuatu yang memiliki nilai selalu diukur dan dibandingkan dengan Dollar, bukan lagi Emas…

Kondisi ini membuat siapapun yang menggunakan Dollar terpaksa ikut terkena dampak dari setiap pergerakan Dollar, termasuk menanggung hutang dan defisit bangsa Amerika. Ekonomi global makin bergantung pada perekonomian Amerika, sementara rumah tangga Amerika itu sendiri sekarang tergantung pada penurunan nilai Dollar. Memang sebelum perang Vietnam, Amerika memiliki posisi keuangan yang kokoh dan memegang lebih dari separo cadangan devisa dunia waktu itu. Saat ini… situasi sudah berubah jauh. Bangsa Amerika sangat menggantungkan tabungan dari negara-negara lain untuk membiayai hutang dan defisit keuangan mereka. Lebih dari 60% sirkulasi Dollar berada di luar Amerika dan sebagian besar obligasi pemerintah Amerika dimiliki oleh asing – khususnya China dan Jepang.

Para pencinta Emas (GoldBugs) sangat meyakini akan kejatuhan Dollar Amerika di masa mendatang, bahkan mungkin tidak lama lagi. Jika nilai Dollar jatuh, maka mata uang kebanggaan Paman Sam itu akan menjadi lembaran tak berharga. Lihatlah… beberapa waktu yang lalu (2008) harga Emas dunia sudah berputar-putar diangka USD 1.000 per troy ons, saat tulisan ini dibuat (Maret 2009) harga Emas mencapai USD 950 per troy ons. Bukan tidak mungkin kejatuhan Dollar sudah diambang pintu… 



sumber : semuasaudara.com

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Pengantar Mendaki Gunung 4 Dec 2010 4:49 PM (14 years ago)

Sebuah Pengantar Mendaki Gunung



Sejarah Perkembangan
Kegiatan mendaki gunung telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan menurut kisah Mahabarata. Pandawa Lima yang terdiri dari Sadewa, Nakula, Arjuna, Bhima dan Yudhisthira, beserta istri mereka Draupadi, mendaki gunung Mahameru untuk mencapai puncaknya.
Dalam sejarah dunia, pendakian gunung tertinggi pertama kalinya terjadi dengan pencapaian puncak Everest oleh Sir Edmund Hillary, pendaki gunung asal New Zealand dan Tenzing Norgey, seorang sherpa [Pemandu atau porter di pegunungan Himalaya berasal dari bangsa Tibet] asal Tibet pada tahun 1953.

Keinginan manusia untuk mendaki gunung sebelumnya sudah muncul pada abad 19, ketika orang-orang Swiss (The Alps) mulai mendaki gunung-gunung untuk mencapai puncaknya, dan Edward Whymper, seorang berkebangsaan Inggris, adalah orang yang pertama berhasil mencapai puncak gunung Matterhorn pada tahun 1865.
Sejak saat itu, banyak ekspedisi-ekspedisi untuk mencapai puncak-puncak gunung di dunia. Klub pendakian gunung Alpine Club dari Inggris telah melakukan lebih dari 600 ekspedisi semenjak Alpine Club didirikan pada tahun 1857. Tercatat dalam Russian Mountaineering Federation, bahwa telah dilakukan 48 ekspedisi untuk mencapai puncak-puncak Himalaya pada tahun 1994-1998.
Di Indonesia sendiri tercatat 145.151 orang yang mendaki gunung Gede Pangrango, Jawa Barat pada tahun 1996-2000. Dijelaskan pula dalam Diktat Sekolah Manajemen Ekspedisi Wanadri 2000 bahwa hampir semua perguruan tinggi atau SLTA mempunyai kelompok-kelompok penggiat alam terbuka.
Secara perorangan maupun berkelompok mereka mengembangkan segi petualangan, segi ilmu pengetahuan, segi olahraga, segi rekreasi dan segi wisata. Perkembangan ini dilakukan secara luas baik hanya mencakup satu segi saja ataupun secara berkaitan (misalnya mendaki gunung untuk melakukan petualangan saja, olahraga saja, atau untuk olahraga, rekreasi dan wisata) yang mengembangkan segi ilmu pengetahuan dan segi petualangan.

Kenapa Mendaki Gunung
Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota.
Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan "mudah" didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.
Meski tidak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi dampak negatifnya. Misalnya dengan membawa baju hangat dan jaket tebal untuk melindungi diri dari dinginnya udara. Membawa tenda untuk melindungi diri dari hujan bila berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.
Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai (karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung), dan sebagainya.
Sebagai gambaran, Badan SAR Nasional mendata bahwa dari bulan Januari 1998 sampai dengan April 2001 tercatat 47 korban pendakian gunung di Indonesia yang terdiri dari 10 orang meninggal, 8 orang hilang, 29 orang selamat, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan, dari seluruh pendakian yang tercatat (Badan SAR Nasional, 2001)
Data lain, sejak tahun 1969 sampai 2001, gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat telah memakan korban jiwa sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dari 4000 orang yang berusaha mendaki puncak Everest sebagai puncak gunung tertinggi di dunia, hanya 400 orang yang berhasil mencapai puncak dan sekitar 100 orang meninggal. Rata-rata kecelakaan yang terjadi pada pendakian dibawah 8000 m telah tercatat sebanyak 25% pada setiap periode pendakian.
Kedua bahaya itu dapat jauh dikurangi dengan persiapan. Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naik gunung antara lain:
Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter [Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut], atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolah menengah atau universitas-universitas.
Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.
Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada pula tantangan.
Seperti yang dinyatakan dalam data harian Kompas, tercatat dari 50 orang yang pernah tertimpa musibah dalam pendakian gunung Semeru, Jawa Tengah, 24 orang dinyatakan tewas, dua orang hilang, 10 orang luka-luka, dan empat orang selamat.
Banyaknya kecelakaan dan hambatan yang kerap dialami oleh orang yang mendaki gunung, tidak membuat para pendaki berhenti melakukan pendakian. Data terakhir menyatakan bahwa pada bulan Juli 2002 masih dilakukan pendakian oleh sepuluh pendaki gunung asal Bandung menuju gunung Slamet. Pendakian tersebut menyebabkan kesepuluh pendaki gunung tersebut hilang sehingga diperbantukan sebanyak 24 orang anggota Tim SAR Polres Purbalingga dan gabungan pecinta alam dari Purwokerto diterjunkan ke lokasi untuk mencari para pendaki gunung tersebut.
Risiko mendaki gunung yang tinggi, tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karena Zuckerma menyatakan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerima risiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].
Pengalaman-pengalaman ini selanjutnya menimbulkan perasaan individu tentang dirinya, baik perasaan positif maupun perasaan negatif. Perjalanan pendakian yang dilakukan oleh para pendaki menghasilkan pengalaman, yaitu pengalaman keberhasilan dan sukses mendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Kesuksesan yang merupakan faktor penunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan bagian dari pengalaman para pendaki dalam mendaki gunung.
Fenomena yang terjadi adalah apakah mendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkan self-esteem mereka? Selanjutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunung kemungkinan memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Karena pengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan.

Persiapan mendaki gunung
Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.
Kesiapan mental.
Mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya.
Kesiapan fisik.
Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan [sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.
Kesiapan administrasi.
Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.
Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan.
Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC [emergency medical care] praktis.

Perencanan pendakian.
Hal pertama yang ahrus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data-data kita dapat memperoleh dari literatur- literatur yang berupa buku-buku atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki.
Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlah pembagian job dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya.
Intinya dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan :
Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
Mempelajari medan yang akan ditempuh.
Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin.
Pikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian.
Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa.

Perlengkapan dasar perjalanan
Perlengkapan jalan : sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, topi, jas hujan, dll.
Perlengkapan tidur : sleeping bag, tenda, matras dll.
Perlengkapan masak dan makan: kompor, sendok, makanan, korek dll.
Perlengkapan pribadi : jarum , benang, obat pribadi, sikat, toilet paper / tissu, dll.
Ransel / carrier.

Perlengkapan pembantu
Kompas, senter, pisau pinggang, golok tebas, Obat-obatan.
Peta, busur derajat, douglass protector, pengaris, pensil dll.
Alat komunikasi (Handy talky), survival kit, GPS [kalo ada]
Jam tangan.

Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel.
Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya.
Masukkan dalam kantong plastik.
Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam.
Barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil.
Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.
Buat Checklist barang barang tersebut.

Mengenal Jenis Gunung dan Grade Pendakian
Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif dan tidak aktif. Berdasar bentuknya dibagi menjadi :
Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) == seperti perisai
Gunung berapi strato
Gunung berapi maar == Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktivitas vulkanisme terhenti, yang tinggal hanya kawahnya saja.
Macam dan tingkat pendakian gunung macam pendakian, yaitu pendakian gunung bersalju (es) dan gunung batu. Keduanya mambutuhkan persiapan dan perlengkapan yang matang. Menurut Club "Mountaineers", Seatle Washington, dasar pembagian tingkat pendakian ada dua cara.

1. Berdasar penggunaan alat teknis yang dipakai ( class)
class 1 ; lintas alam tanpa bantuan tangan
class 2 ; dibutuhkan bantuan tangan
class 3 ; pendakian yang mudah memerlukan kaki dan tangan dalam mendaki, tali mungkin dibutuhkan oleh pemula
class 4 ; pendakian memerlukan tali pengaman
class 5 ; dibutuhkan tali dan pengaman peralatan lain seperti : piton, runner, chocks dll
class 6 ; mandaki dengan tali dengan peralatan bantuan sepenuhnya berpijak diatas paku tebing, memenjat rantai sling atau mengunakan stirupss
Pendakian claass 4 masuk dalam katagori scrembling [Mendaki dengan cara mempergunakan badan sebagai keseimbangan serta tangan untuk berpegangan dengan medan yang miring sampai 45 derajat] dan class 5 - 6 sudah dapat dikatagorikan sebagai climbing [panjat]. Dimana class 5 merupakan free-climbing [Pemanjatan dengan tanpa menggunakan alat tehnis untuk menambah ketinggian, alat hanya sebagai pengaman saja ] dan class 6 adalah artificial climbing [Pemanjatan dengan menggunakan alat tehnis sebagai pembantu menambah ketinggian, misalnya dipijak atau disentak dan dipegang ]. Apa bila dilakukan di gunung batu / cadas disebut rock climbing dan bila dilakukan di gunung es disebut dengan snow and ice climbing .

Ulasan mengenai hal ini dibahas dalam materi tersendiri.

2. Berdasar lama waktu akibat sukarnya pendakian dalam medan pendakian (grade)
grade I, bagian yang sukar dapat ditempuh dalam beberapa jam
grade II, bagian yang sukar ditempuh dalam setengah hari
grade III, bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh
grade IV, bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh dan memerlukan bantuan lereng-lereng sempit untuk bisa naik
grade V, bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 1,5-2,5 hari
grade VI, bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 2 hari atau lebih dan dengan banyak sekali kesulitan
Ulasan mengenai hal ini dibahas dalam materi panjat tebing.

3. Berdasarkan tingkat keamanan pemanjat dari kemampuan alat yang digunakan


4. Berdasarkan tingkat kesulitan [difficult] medan pendakian
Tingkatan pedakian dengan dasar perhitungan ini bisa disebut juga dengan Yossemite Decimal System [YDS]. Pang-katagorian berasal dari USA dan saat ini banyak di gunakan untuk menentukan grade kesulitan panjat tebing. Oleh karena itu YDS dimulai dengan grade 5 dan seterusnya. Pengkatagorian demikian biasanya digunakan untuk jenis pendakian free-climbing atau free-soloing [Memanjat sendiri tanpa alat bantu dan pengaman apapun, biasanya pada jalur pendek]
Anehnya YDS sendiri menyalahi kaidah matematis penghitungan decimal, dimana misalnya suatu jalur mempunyai ketinggian 5,9 [lima point sembilan] lalu grade selanjutnya menjadi 5.10 [lima point sepuluh]. Peng-angka-an ini menjadi “aneh” akibat grade 5.9 lebih rendah dibanding dengan 5.10, padahal dalam matematika sebaliknya.
YDS sendiri diawali dengan grade 5.8 atau 5.9, selanjutnya 5.10, 5.11, 5.12, 5.13 dan 5.14. Sampai saat ini tidak ada grade melebihi 5.14.
Perkembangan keanehan peng-angka-an decimal ini menurut beberapa diskusi pegiatan pendakian dan panjat tebing akibat keselahan memprediksikan kemampuan pendakian pada saat system YDS dipublikasikan. Dimana pada saat itu diperkirakan kemampuan pendakian / panjat hanya sampai grade 5.9. Padahal dalam kemudian berkembangan kemampuan pendakian / pemanjatan yang lebih mutakhir dan luar bisa.
Bahkan saking sulitnya menentukan dengan hanya angka-angka decimal yang terbatas, seiring dengan banyaknya jalur pendakian/pemanjatan yang dibuat oleh kalangan pemanjat, maka grade decimalpun ditambahkan dibelangkannya dengan alfhabet.
Contoh; 5.12a, 5.13 d atau 5.14 c
Memang sampai saat sekarang barangkali hanya ada beberapa jalur yang dibuat manusia dengan grade 5.14, itupun terbatas pada jalur-jalur pendek.
Secara umum grading dengan YDS dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • 5.8 ; jalur yang ditempuh mudah, grip [pegangan] sangat bisa digunakan oleh bagian tubuh yang ada untuk menambah ketinggian
  • 5.9 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari
  • 5.10 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari, hanya saja perlu keseimbangan [balance] yang baik
  • 5.11 ; dapat bertahan pada 2 atau 3 grip dengan satu diantaranya sangat minim dan perlu keseimbangan. Jalur hang hampir bisa dipastikan memiliki grade demikian.
  • 5.12 ; terdapat 2 dari 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian. Dengan kondisi grip yang kecil di satu bagiannya atau paling tidak sama
  • 5.13 ; hanya 1 dari diantara 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian, itupun dengan grip yang sangat minim.
  • 5.14 ; “mulus seperti kaca”, tidak mungkin terpikirkan untuk dapat dibuat jalur pendakian/pemanjatan
Makanan (logistik).
Makanan yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama pendakian seserorang membutuhkan sitar 5.000 kalori dan 100 gram protein, kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namun ada baiknya hanya memakan nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasayanya beras realtif berat dan memerluakan waktu yang lama untu memasak serta menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti, biskuit, coklat, dan hevermit.
Hal yang perlu diperjatikan hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama mendaki, karena hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti, agar-agar, buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas kacang, coklat, biskuit dan kismis.
Umumnya makanan yang paling praktis dibawa adalah makanan instan yang memiliki kemasan, buanglah kemasan karton sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat ransel dapat berkurang dan makanan yang dibawapun tidak banyak memakan tempat didalam ransel.

Peralatan lain
Selain peralatan dan sejumlah perlengkapan, jangan lupa membawa perlengkapan kecil yang terdanag dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu berupa obat-obatan seperti pelester, obat merah, tisu basah dan kering, senter, benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan itu terkandang dibutuhkan dalam keadaan darurat atau menjaga tubuh tetap bersih.
Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa tas / kantong plastik, tas plastik tersebut dibutuhkan untuk menaruh barang-barang yang kotor dan basah sebelum dicuci dan tas plastik juga berfungsi untuk membawa kembali sampah-sampah pendakian, sampah-sampah sisa makanan atau berkemah, janganlah dibuang begitu saja di alam terbuka. Selain megotori, membuang sampah dapat menyulitkan usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat atau mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian oarang tersesat terbantu dengan petunjuk dari barang-barang yang tercecer.

sumber : wanadri

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Air Terjun Curugh 7 Kenangan Gunung Dempo Pagaralam 3 Dec 2010 1:38 AM (14 years ago)


Satu lagi tempat istimewa di Gunung Dempo, selain Air Terjun Lematang Indah, Curugh Lawang Agung, Curugh Mangkok, Curugh Embun, terdapat pula air terjun Curugh 7 kenangan, dengan lokasi yg tidak terlalu jauh dari curgh mangkok dan curugh embun, hanya saja apabila kita ingin menikmati pemandangan dan dinginnya air di air terjun ini kita harus berjalan kaki karena lokasi ini berada di tengah kebun kopi milik warga  dan belum di kelola oleh pemerintah.

























foto : koleksi pribadi

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Tali - Temali (knot) 2 Dec 2010 6:51 PM (14 years ago)

Tali - Temali

Dalam setiap kegiatan tali merupakan yang mutlak di butuhkan, terutama dalam kegiatan pendakian gunung. Salah satu fungsi tali adalah melindungi seorang pemanjat agar tidak terjatuh atau menyentuh tanah.
Jenis-jenis tali:
1. Tali serat alami
Tali kekuatannya rendah,tidak lentur dan berbahaya bagi pemanjat.
Bahan-bahan alami untuk pembuatan tali serat alami:
2. Tali serat sintesis.
Tali jenis ini lebih kuat, kokoh, lentur, ringan dan mudah dibawa oleh karena itu tali ini lebih sring digunakan.
Beberapa tali yang merupakan tali sintesis yakni:
Tali yang terbuat dari bahan ini tidak menjadi lemah dalam keadaan basah. Oleh karena itu sering dipergunakan dalam olah raga air. Namun tali ini tidak tahan terhadap sinar matahari yang berlebihan.
keunggulan tali ini tahan terhadap gesekan, punya kelenturan yang baik dan renggannya kecil.
tali ini pada umumnya 17 % lebih ringan daripada polyster, tali ini terbuat dari bahan yang sangat elastis sehingga tidak dapat dipergunakan untuk menarik sesuatu yang berat. Tali ini tidak bias terkena air karena dapat menyerap air sehingga tali menjadi sangat berat.
tali sintesis yang dijalan seperti serat alam dengan mesin, sering dipakai terutama untuk berlatih turun tebing.
Tali karmantle terbagi atas 2 bagian, yakni :
  1. kern (tali) yang terdiri dari serat putih
  2. mantle (luar) yang merupakan anyaman untuk melindungi tali.

Jenis-jenis simpul :
  1. Simpul Delapan (figure eight knot) Digunakan pada ujung tali dan untuk menghubungkan tali dengan sabuk pengaman. Bentuk nya menyerupai angka delapan.
  2. Simpul Delapan ganda (double figure eight knot) Bentuk sama dengan simpul delapan tapi menggunakan dua tali.
  3. Simpul Italia (Italian Knot) Untuk menambat pengaman dan dipakai untu rappling.
  4. Simpul Kambing (bowline knot) Untukmengikat tali pada sabuk pengaman
  5. Simpul kacamata Untuk menambat tali pada bilayer yang dipakai pada tengah tali.
  6. Simpul nelayan ganda (double fiserman knot) Untuk menyambung dua tali yang tidak sama besar tetapi sejenis dan licin.
  7. Simpul sambung pita (tipe knot) Untuk menyambung pita atuau webbing.
  8. Simpul jerat (prussik) Untuk mengunci pada tengah tali utama dan untuk menambah ketinggaian.
  9. Simpul pengunci (over hand) Untuk pengunci pada tengah tali utama dan ujung tali yang terpasang.
  10. Simpul mati Untuk menyambung tali yang sama besar.
  11. Simpul pangkal untuk mengikat tali pada tiang.


Tali-temali / simpul adalah salah satu pengetahuan dasar yang sangat penting dalam berkegiatan di alam bebas, simpul sangat di perlukan sebagai alat bantu dan standar keselamatan, macam-macam simpul antara lain : (klik pada gambar untuk melihat animasi)

Bowline




Clove Hitch



  

Figure Of Eight


Fisherman



Lark's Head


Rolling Hitch



Round Turn and Two Half Hitches

Sheepshanks

Sheet Bend

Double Sheet Bend


Left Handed Sheet Bend


Thief



Thumb


Timber Hitch



gambar animasi : pendakierror.com


Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Sejarah Pecinta Alam di Indonesia 2 Dec 2010 5:19 PM (14 years ago)

Kalau kita putar mesin waktu kita, sebenarnya "orang orang PA" itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Tahun 1912, di Nusantara sudah ada yang namanya DE NEDERLANDSH INDISCHE VEREENIGING TOT NATUUR RESCHERMING kita memang tidak tahu apa artinya, tapi yang jelas ada kat...a Natuur-nya tuh (hehehe!!!!). Hingga pada tahun 1937 terbentuklah BESCHERMING AFDELING VAN'T LAND PLANTETUIN. Inilah kegiatan kepencintaalaman mulai aktif. Tapi kapankah kegiatan pencinta alam secara resmi dimulai di jaman Republik Indonesia?????? Mengapa istilah 'pencinta alam'yang dipilih???? Pertanyaan2 ini mungkin pernah terlintas di benak kita dan juga sering jadi bahan perdebatan. Untuk mencoba menjawabnya, saya ringkaskan artikel dari alm. Norman Edwin berjudul "Awibowo - Biang Pencinta Alam Indonesia" (Mutiara, 20 Juni-3 Juli 1984). Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air. Nama perkumpulannya yaitu "PERKOEMPOELAN PENTJINTA ALAM"(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. "Selesai revolusi kami ingin mengisi kemerdekaan dengan kecintaan terhadap negeri ini. Itu kami wujudkan dengan mencintai alamnya,"kata Awibowo yang saat wawancara sudah berusia hampir 80 tahun. Saat pendirian, Awi baru selesai pendidikannya di Universitas Indonesia di Bogor (sekarang IPB). Diskusi ramai digelar bersama teman2nya, ada yang mengusulkan 'penggemar alam, pesuka alam'dsb. Tapi Awi mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka. Gemar/suka mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. "Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?"kata dia. Istilah pencinta alam akhirnya dipakai. Tapi bagaimana reaksi masyarakat saat itu. Ternyata orang2 masih merasa aneh karena saat itu istilah cinta masih dikaitkan selalu dengan asmara. Tapi Awibowo dkk terus bergerak. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggauta2nya dan masyarakat umumnya. Satu kegiatan besar yg pernah diadakan PPA adalah pameran tahun 1954 dalam rangka ulang tahun kota Jogja. Mereka membuat taman dan memamerkan foto kegiatan. Mereka juga sempat merenovasi "argadhumilah" /tempat melihat pemandangan di Desa Patuk, tepat di jalan masuk Kabupaten Gunung Kidul. PPA sempat meluas hingga anggota datang dari Jogja dan kota lain. Mereka juga sempat menerbitkan majalah "Pentjinta Alam"yang terbit bulanan. Sayang perkumpulan ini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun 1950. WANADRI (PERHIMPUNAN PENEMPUH RIMBA DAN PENDAKI GUNUNG), merupakan salah satu organisasi tertua yang bergerak dalam kegiatan alam bebas. Wanadri mempunyai sekretariat di kota Bandung. Wanadri berdiri tahun 1964, tahun yang sama dengan tahun lahirnya MAPALA SASTRA UI. Gagasan untuk mendirikan Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri dicetuskan oleh sekelompok pemuda yang sebagian besar adalah bekas pandu pada bulan Januari 1964. Perhimpunan ini kemudian diresmikan pada tanggal 16 Mei 1964. Wanadri terdiri dari sekelompok orang yang mencintai kehidupan di alam bebas. Wanadri lebih jauh lagi merupakan masyarakat tersendiri, yang memiliki aturan dan norma baik tertulis maupun tidak, namun semua itu berlaku dan dihormati. Nama Wanadri berasal dari bahasa Sansekerta. "Wana" berarti hutan dan "adri" itu gunung. Wanadri berarti gunung di tengah-tengah hutan. Visinya berdasar AD/ART adalah menjadi organisasi pendidikan untuk mendidik manusia, khususnya anggotanya untuk mempunyai nilai-nilai yang terkandung dalam hakekat dan janji Wanadri. Tujuan Wanadri adalah membentuk manusia yang mandiri, ulet, tabah. Mendidik anggotanya menjadi manusia Pancasilais sejati, percaya pada kekuatan sendiri. Di Fakultas Sastra UI, sebelum berdirinya Mapala UI, sudah terdapat kelompok – kelompok mahasiswa yang gemar bertualang di alam bebas. Mereka yang terdiri dari mahasiswa Arkeologi dan Antropologi yang banyak turun ke lapangan serta mereka yang pernah tergabung dalam organisasi kepanduan. Sayangnya kelompok – kelompok ini tidak terkoordinir dengan baik dalam satu wadah dan mereka juga tidak pernah membuka diri dengan peminat – peminat baru di luar jurusannya. Adalah seorang Soe Hok Gie yang mencetuskan ide pembentukan suatu organisasi yang dapat menjadi wadah untuk mengkoordinir kelompok – kelompok tadi, berikut kegiatan mereka di alam bebas. Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Sdr. Soe sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama IKATAN PENCINTA ALAM MANDALAWANGI itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Adapun organisasi yang diidamkan Sdr. Soe itu merupakan organisasi yang dapat menampung segala kegiatan di alam bebas, dan ini dikhususkan bagi mahasiswa FSUI saja. Kegiatan ini terutama pada masa liburan. Bedanya dengan kelompok yang ada, gagasan ini terutama ditekankan pada perlunya memberikan kesempatan pada mereka yang sebelumnya pernah keluyuran , untuk melihat dari dekat tanah airnya. Namun pada akhirnya usaha ini gagal karena ada kesalahan teknis pada saat akan diadakan pendeklarasian di Cibeureum pada November 1964. Meskipun usaha pertama gagal, para perintis ini tidak menyerah. Sementara mematangkan ide, mereka bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Dan pada waktu itu segala yang borjuis, habis diganyang. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. MAPALA merupakan singkatan dari MAHASISWA PENCINTA ALAM. Dan "Prajnaparamita" berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Dewi Prajnaparamita juga menjadi lambang dari senat FSUI saat itu. Lambang yang digunakan adalah gambar dua telapak kaki dengan tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA dibawahnya. Telapak kaki kiri terletak lebih kedepan dari telapak kaki kanan. Hal ini melambangkan kehadiran di alam bebas dalam bentuk penjelajahan dan sebagainya. Selain itu lambang telapak kaki ini juga diilhami penggunaan tapak kaki oleh raaja Purnawarman dalam prasasti – prasastinya yang dapat diartikan lambang kebesaran. Dibawah tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA ditambah tulisan FSUI yang menunjukkan tempat bernaungnya organisasi ini. Pada tanggal 11 Desember pukul 06.30 semua peserta yang mencapai lebih dari 30 orang berkumpul di lapangan Banteng dan berangkat. Pada pukul 11.00, mulailah rombongan mendaki lereng – lereng terjal dari bukit kapur Ciampea. Hari yang panas waktu itu membuat beberapa peserta ”anak mami” kelelahan dan merepotkan panitia. Jam 14.30 peserta tiba di bukit. Tenda segera didirikan. Pada malam hari angin bertiup sangat kencang dan hujan lebat. Tenda banyak yang roboh, sehingga peserta banyak yang berteduh di gubuk yang kebetulan ada disitu. Hampir saja peresmian Mapala dibatalkan karena sampai dengan jam 20.00 hujan masih lebat. Namun akhirnya pada pukul 21.00 hujan berhenti dan bulan bersinar terang. Semua peserta yang basah kuyup dikumpulkan untuk mengadakan rapat pembentukan MAPALA yang dipimpin Sdr. Soe. Ketika rapat sedang berjalan, tiba – tiba datang tamu dari Jakarta yaitu Bpk Soemadio, Bpk soemadjito dan Mang Jugo Sarijun yang sengaja datang untuk menyaksikan upacara peresmian MAPALA. Sdr Maulana terpilih sebagai ketua pertama dan formatur tunggal. Sampai dengan tahun pertama, Mapala telah memiliki 12 orang anggota yaitu AS Udin, Rahaju, Surtiarti, Ratnaesih, Endang Puspita, Mayangsari, Soe Hok Gie, Judi Hidajat, Edhi Wuryantoro, Koy Gandasuteja, Wahjono, dan Abdurrahman. Sampai tahun 1970-an, di beberapa fakultas di UI terdapat beberapa organisasi pencinta alam antara lain : Ikatan Mahasiswa Pencinta alam (IMPALA) di Psikologi, Climbing And Tracking Club (CATAC) di Ekonomi, Yellow Xappa Student Family (Yexastufa) di Teknik, Climbing And Tacking (CAT) di Kedokteran dll. Setelah berjalan beberapa waktu di akultasnya masing–masing, organisasi–organisasi ini merasakan dan menyadari bahwa Mapala UI yang telah terbentuk dan disetujui oleh Rektor UI (Prof. DR. Sumantri Brojonegoro (Alm.)) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa adalah milik seluruh mahasiswa UI. Oleh karena itu organisasi–organisasi tersebut setuju untuk bersatu dalam satu wadah yaitu MAPALA UI. Kemudian pada tahun 1970, WANADRI memprakarsai Gladian Nasional yang merupakan pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Menurut bahasa berasal dari “gladi” (bahasa Jawa) yang mempunyai arti “latihan” sehingga Gladian Nasional bisa diartikan sebagai “ajang latihan” bagi para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai wahana silaturahmi dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia. Pada awalnya kegiatan ini diadakan oleh WANADRI sebagai ajang latihan bagi anggotanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam gladian ini antara lain mountaineering, pengenalan SAR, acara kekeluargaan, serta tukar menukar informasi dan pengalaman. Selain anggota WANADRI dalam kegiatan ini diundang pula beberapa perhimpunan- perhimpunan pencinta alam dan pendaki gunung yang ada di Jawa. Dalam acara gladian yang kemudian dikenal sebagai Gladian Nasional I ini hadir 109 orang dari 18 perhimpunan. Pada kesempatan itu pula akhirnya disepakati bersama untuk menyelenggarakan gladian-gladian selanjutnya sebagai media pertemuan dan latihan pencinta alam dan pendaki gunung di Indonesia. Salah satu Gladian Nasional yang fenomenal adalah Gladian Nasional IV yang berlangsung di Sulawesi Selatan di mana dalam gladian ini berhasil disepakati KODE ETIK PENCINTA ALAM INDONESIA yang masih dipergunakan oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di Indonesia hingga sekarang. Meskipun tidak rutin dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu namun Gladian Nasional telah berhasil dilaksanakan beberapa kali. Berikut adalah daftar pelaksanaan Gladian Nasional: * Gladian Nasional I diselenggarakan oleh WANADRI pada tanggal 25 – 29 Februari 1970 di tebing Citatah Jawa Barat. * Gladian Nasional II diselenggarakan pada tahun 1971 di Malang Jawa Timur yang diselenggarakan oleh TMS 7 Malang. * Gladian Nasional III diselenggarakan di Pantai Carita, Labuhan, Jawa Barat pada bulan Desember 1972. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Pencinta alam dan Penjelajah Alam se-Jakarta. * Gladian Nasional IV diselenggarakan di P. Lae-Lae dan Tana Toraja Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1974. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja Pencinta Alam se-UjungPandang. Dalam gladian IV yang dihadiri oleh 44 perhimpunan organisasi pecinta alam ini berhasil menyepakati Kode Etik Pecinta Alam Indonesia yang masih dipergunakan hingga sekarang. * Gladian Nasional V diselenggarakan di Jawa Barat pada bulan Mei 1978. Gladian ini semula direncanakan dilaksanakan pada tahun 1974 namun baru bisa berhasil diselenggarakan pada tahun 1978 oleh WANADRI bekerja sama dengan berbagai perhimpunan organisasi Pecinta Alam (dan sejenisnya) se Jawa Barat. * Gladian Nasional VII diselenggarakan di Kalimantan Tengah. * Gladian Nasional IX dilaksanakan di Lampung pada bulan Januari 1989. * Gladian Nasional X diselenggarakan di Jawa Barat pada tanggal 5–10 September 1994. * Gladian Nasional XI dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 4–11 Agustus 1996. * Gladian Nasional XII dilaksanakan di Jawa Timur dari tanggal 28 Mei- 5 Juni 2001. * Gladian Nasional XIII direncanakan dilaksanakan pada tanggal 7-17 Agustus 2009 di Mataram Nusa Tenggara Barat. Sedangkan divisi pemanjatan tebing mencatat pada tahun 1977, Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia

sumber : Ahmad Deliar Nur & berbagai sumber

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

The Rise of Sriwijaya Empire (sebuah versi cerita Sriwijaya) 2 Dec 2010 2:42 AM (14 years ago)

The Rise of Sriwijaya Empire

Pada tahun 600 Masehi terdapat suku di pedalaman Sumatera Selatan yang di kenal dengan nama suku Sakala Bhra ( purba ) yang berarti Titisan Dewa , suku ini mendiami daerah pegunungan dan lembah bagian utara di sekitar gunung Seminung daerah perbatasan Sumatera Selatan dengan Lampung .
Suku ini terpecah menjadi dua kelompok masyarakat, yang pertama yang mendiami kawasan sekitar gunung Seminung dan turun ke lembah bagian utara sampai ke Lampung kemudian sebagian lagi turun ke daerah bawah dengan mengikuti aliran sungai di daerah huluan sumatera selatan yang kemudian di kenal dengan suku SAMANDA_DI_ WAY yang berarti orang yang mengikuti aliran sungai dan berakhir di Minanga ( Purba ), suku ini yang kelak kemudian asal mula suku Daya, Komering, Ranau,. ( Van Royen -1927 )

Minanga karena kedudukannya di tepi Pantai di tinjau dari berbagai segi memikul beban sebagai ibukota negara. Adapun bahasa yang mereka pergunakan adalah Bahasa Malayu Kuno atau Proto Malayu yang merupakan cikal bakal bahasa komering, didaerah uluan sumatera selatan.

Kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Raja yang hebat dan sakti , yang bernama JAYA NAGA kemudian oleh masyarakat pedalaman di beri Gelar DA-PUNTA-HYANG yang berarti Maha Raja yang Keramat , sekarang pun di daerah uluan sumatera selatan masih dapat kita kenal gelar Pu-Yang untuk orang yang kita anggap sesepuh maupun orang yang mempunyai kesaktian tinggi..
Kerajaan ini kemudian di kenal dengan negeri kedatuan SRIWIJAYA disebut juga dalam kronik ( tulisan ) di negeri china yaitu kerajaan Shi Li Fo Shih
Kerajaan ini setiap tahun nya mengirim utusan ke negeri china tercatat sejak tahun 670 s/d 742 yang pada saat itu di negeri China sedang berkuasa Dinasti Tang ( 618–907 ).
Disebut pada dalm satu tulisan di negeri China bahwa ada kerajaan dari laut china selatan yang selalu mengirim utusannya ke Tiongkok, kerajaan itu bernama Shi-Li-Fo-Shih yang di transeleterasikan menjadi Sriwijaya.
Pada tahun 671 Masehi seorang pendeta China yang bernama It-Tsing mengunjungi kerajaan ini dalam perjalanannya menuju India untuk memperdalam ajaran Budha.
It-Tsing menetap 6 bulan di Minanga ibukota kedatuan Sriwijaya untuk memperdalam bahasa Sansekerta , dengan bantuan Dapunta Hyang Sri Jaya Naga , It-Tsing Berangkat menuju tanah Melayu ( Jambi ) dan menetap selama 2 bulan sebelum melanjutkan perjalanan melalui Kedah terus keutara menuju India.

Dapunta Hyang Sri JayaNaga sangat di sayangi dan di sanjung oleh rakyatnya karena selain mempunyai kesaktian tinggi juga merupakan pemimpin yang arief , bijaksana dan adil terhadap rakyatnya. Jaya Naga juga seorang penganut Budha yang taat. Dengan Kesaktiannya ia dapat mengetahui dan membaca gerak gerik alam, langit, matahari,bulan, bintang , hawa, hujan, angin, batu, tanah dan hewan, sehingga penduduk kedatuan ini menganggap Jaya Naga merupakan sosok titisan Dewa diatas Brahmana yang merupakan perantara manusia dengan sang Ghaib yang diturunkan ke bhumi untuk menjaga dan melindungi pulau surga (Swarna Dwipa). Setiap kata yang diucapkannya merupakan petunjuk, setiap petuah dan nasehat menjadi adat dan istiadat, kebaikannya merupakan anugerah dan kebahagian bagi penduduk dan kemarahan beliau merupakan malapetaka.
Setiap daerah taklukkannya Jaya Naga selalu menunjuk pemimpin setempat yang di ambil dari Jurai Tua ( sesepuh masyarakat ) untuk menjadi Datu ( Ratu – pemimpin ) di daerahnya sendiri tetapi tetap terikat sebagai bagian dari daerah kedatuan Sriwijaya.
Jaya Naga juga mampu menyatukan beberapa rumpun suku yang ada di daerah pedalaman atau uluan sumatera selatan yang awalnya semua penduduk berasal dari tiga rumpun suku yang mendiami tiga gunung yang ada yaitu Gunung Seminung, Gunung Dempo dan Bukit Kaba, System pemerintahan inilah yang kelak menjadi asal mula system pemerintahan Marga yang ada di daerah uluan sumatera selatan.
Kedatuan Sriwijaya terkenal merupakan kerajaan yang makmur dengan hasil alamnya berupa kayu kamper, kayu gaharu, Pinang, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Selain itu juga kerajaan Sriwijaya merupakan pusat kebudayaan agama Budha Mahayana yang mana daerah ini merupakan perlintasan perjalanan para pendeta budha yang ingin memperdalam pertapaannya dari India ke China maupun sebaliknya, dan dalam perkembangannya kerajaan Sriwijaya merupakan pusat Studi agama Budha di kawasan Asia tenggara terutama daerah semenanjung Selat Malaka dan Selat Sunda terbukti dari catatan It-Tsing, kerajaan Sriwijaya mempunyai 1.000 pendeta Budha, pendeta Budha yang cukup terkenal dari Kedatuan Sriwijaya ini bernama Sakyakirti.
Penduduk kerajaan ini sebagian merupakan petani dan sebagian lagi merupakan saudagar yang melakukan perdagangan dengan India , Melayu dan China . Pedagang dari Tiongkok dagang ke Sriwijaya dengan membawa keramik ,porselein dan sutra untuk di tukarkan dengan emas, permata dan komoditas lain dari negeri ini yang merupakan tempat dimana komoditas penting pada jaman itu sampai dengan sekarang merupakan kekayaan alam pulau ini sehingga orang pada masa itu menyebut pulau ini dengan Pulau Surga ( Swarna Dwipa ) .
Kerajaan ini di aliri oleh sungai-sungai ( kanal-kanal) kecil yang memasuki perkotaan sehingga perahu merupakan sarana transportasi penting masyarakat kota tersebut sehingga kerajaan ini terkenal dengan armada kapal – kapal yang kuat dan rapi yang kemudian dapat menguasai seluruh kawasan pelayaran di selat Malaka dan selat Sunda .

Pada saat itu pelabuhan Palembang yang merupakan pintu masuk ke perairan sungai-sungai yang ada di uluan sumatera selatan banyak di kuasai perompak-perompak.
Kondisi seperti ini membuat kapal kapal yang berlayar di pantai timur pulau sumatera berlabuh di pelabuhan Melayu ( Jambi ) kemudian melanjutkan pelayaran tanpa memasuki pelabuhan Palembang.
Kisah perkembangan kerajaan Sriwijaya ini dimulai dari apa yang diutarakan dalam Prasasti Kedukan Bukit. Pada Hari kesebelas bulan terang bulan Wai Saka tahun 605, Dapunta Hyang Jayanaga berperahu kembali ke Minanga selepas melakukan pertapaan di gunung Seminung. Dalam pertapaannya Jaya Naga meminta restu dan memohon petunjuk dan kekuatan dari sang Ghaib di Gunung Seminung untuk menaklukkan tempat-tempat yang strategis agar dapat menguasai jalur pelayaran di Laut Cina Selatan di karenakan pada waktu itu Minanga ( ibukota kerajaan ) terletak dalam suatu teluk dimana sungai komering bermuara kurang strategis di pandang dari sudut perdagangan.

Untuk Mewujudkan cita – citanya tersebut Dapunta Hyang Sri Jaya Naga melakukan konsolidasi dengan daerah belakang yang satu rumpun yaitu rumpun Sakala Bhra (Purba). Kemudian Dapunta Hyang Sri Jaya Naga menaklukan daerah yang juga satu Rumpun tersebut yang terletak di sekitar bukit Pesagih di Hujung Langit Lampung Barat dan kemudian semua penduduk di ikat oleh Sumpah setia kepada Dapunta Hyang Sri Jaya Naga untuk menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya. ( Prasasti Hujung Langit – Lampung Barat )
Sepulang dari penaklukan daerah belakang makin kuatlah pasukan kerajaan Sriwijaya yang di dukung oleh pasukan tambahan dari satu rumpun, pasukan atau laskar sriwijaya terkenal akan keberanian, dan kekuatannya.

Dapunta Hyang Sri Jaya Naga mulai melakukan expansi pertamanya yaitu dia harus menaklukan Tanjung Palembang dan menunjuk Mukha Upang ( Kedukan Bukit ) di daerah palembang sebagai titik temu. Palembang pada jaman itu merupakan kota di pinggir pantai di mana bukit Sigiuntang merupakan tanjung palembang yang menjorok ke laut. Tempat ini adalah dataran tinggi yang merupakan mercu suar atau tempat pintu masuk ke tanjung Palembang yang merupakan akses laut menuju ke sungai sungai yang ada di sumatera.selatan.
Pada peta pantai timur Sumatra purba di tepi pantai timur teluk purba terdapat 2 tanjung yang menjorok jauh kearah laut , kearah utara dengan jambi di ujungnya, dan yang timur menjorok kearah tenggara dengan Palembang berada diujungnya. Tanjung Palembang terbentuk oleh Bukit Siguntang sedang di selatan bukit ini terdapat teluk yang menjorok dalam lagi di mana sungai komering bermuara.

Kemudian Dapunta Hyang Sri Jaya Naga membawa 20.000 ( Dua Puluh Ribu ) pasukannya dengan 1.312 berjalan kaki melalui daratan atau hutan belantara dan sebagian lagi membawa perahu mengikuti perairan. Selama dalam perjalanan terjadilah pertempuran – pertempuran kecil yang tidak terlalu berarti yang merupakan perlawanan dari daerah daerah yang di lintasi oleh laskar Kerajaan Sriwijaya.

Pada tanggal 16 Juni 683 Masehi atau sekitar tujuh hari perjalanan sampailah rombongan pasukan yang di pimpin Dapunta Hyang Sri Jaya Naga di Muka Uphang. Perjalanan pasukan Sriwijaya mendapat kemenangan besar sehingga memberikan kepuasan bagi Sang Raja Dapunta Hyang Sri Jaya Naga, kemudian Sang Raja memerintahkan untuk membuat bangunan atau rumah ( barak ) untuk tempat para laskar Sriwijaya yang berjumlah 2 laksa laskar Sriwijaya , untuk mengabadikan kemenangan tersebut di pahatlah Prasati Kedukan Bukit .
Setelah Mengadakan konsolidasi di daerah Mukha Upang ( Kedukan Bukit ) dan kemudian menguasai pelabuhan palembang , maka “ pada hari kedua bulan terang bulan Caitra tahun 606 Saka ( 23 Maret 684 M ) Dapunta Hyang Sri Jaya Naga sangat puas akan kesetiaan rakyat setempat. Oleh karena itu di bangunlah Taman Sriksetra dengan pesan agar semua hasil yang di dapat di dalam taman ini seperti Nyiur, Pinang, Enau, Rumbia dan semua yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, demikian pula halnya dengan tebat dan telaga agar dapat di pelihara sehingga berguna bagi sekalian makhluk. Untuk itu Dapunta Hyang Sri Jaya Naga memohon restu agar ia selalu sehat sentosa terhindar dari para penghianat yang tidak setia, termasuk para abdi bahkan oleh istri-istri beliau. Karena beliau tidak akan menetap lama beliau menambah pesannya : “ Walaupun dia tidak berada di tempat dimanapun dia berada janganlah hendaknya terjadi Curang, Curi, Bunuh dan Zinah di situ. Akhirnya di harapkan doa agar beliau mendapatkan Anuttara bhisayakasambodhi “
( Parasasti Talang Tuo )

Setahun kemudian terjadilah pemberontakan yang di pimpin oleh Perwira Lokal yaitu Kandra Kayet sehingga menimbulkan korban termasuk salah satu Panglima Perang Sriwijaya terbunuh yang bernama Tan Drun Luah, walaupun demikian Kandra Kayet yang gagah perkasa dapat di di bunuh oleh Dapunta Hyang Sri Jaya Naga dan mati sebagai penghianat.
Untuk mengingat hal ini maka di buatlah suatu prasasti persumpahan untuk mengikat setiap para pejabat lokal yang ada di daerah taklukan agar dapat tetap setia kepada Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kalau tidak maka akan terkutuklah dan di makan sumpah ( Prasasti Telaga Batu ).

Batu persumpahan yang dimaksud antara lain berbunyi :
- “……. kamu sekalian, seperti kamu semuanya, anak raja, bupati, panglima Besar,…….hakim pengadilan……kamu sekalian akan dimakan sumpah yang mengutuk kamu. Apabila kamu sekalian tidak setia kepada kami kamu akan dimakan sumpah. ( 1-6 )”.
- “ Apabila kamu berhubungan dengan pendurhaka yang menghianati kami …………orang yang tidak tunduk kepada kami serta kedatuan kami kamu akan di bunuh oleh sumpah kutuk ini. ( 7-8 ) “.
- “ Apabila kamu menabur emas permata untuk meruntuhkan kedatuan kami atau menjalankan tipu muslihat………..dan apabila kamu tidak tunduk kepada negara kedatuan kami maka terkutuklah kamu akan dimakan dibunuh sumpah kutuk. ( 11-12 ) “.
- “ Demikian pula apabila kamu melawan kepada kami di daerah-daerah perbatasan negara kedatuan kami kamu akan dimakan, di bunuh. (13-14).
- “ ……lagi pula kami tetapkan pengangkatan menjadi datu dan mereka yang melindungi sekalian daerah negara kedatuan kami putra mahkota, putra raja kedua, dan pangeran lain yang didudukan dengan pengangkatan menjadi datu, kamu akan dihukum apabila kamu tidak tunduk kepada kami ( 19-20 )”.

Secara Geografis palembang adalah tempat yang strategis untuk menguasai lalu lintas pelayaran di Laut China Selatan. Namun kebanyakan pada waktu itu kapal – kapal berlayar singgah di kerajaan Melayu ( Jambi ) yang juga merupakan pelabuhan strategis di pantai timur sumatera kemudian kapal kapal tersebut melanjutkan perjalanannya ke utara tanpa singgah lagi di pelabuhan palembang.
Melihat kondisi seperti ini Dapunta Hyang Jaya Naga berencana untuk menaklukan kerajaan Melayu ( Jambi ) untuk di jadikan wilayah kekuasaan kedatuan Sriwijaya.

Dapunta Hyang Sri Jaya Naga bersama pasukannnya segera menuju Melayu, yang dari semula tanah Melayu sudah di rencanakan untuk di tundukkan.
Pada tahun 685 di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Sri Jaya Naga, Kerajaan Melayu takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas Melayu yang kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan. Di abad ke-7, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian imperium Sriwijaya.
Untuk meneruskan perjalanan ke Selatan dengan tujuan akhir adalah bumi Jawa tentu saja Melayu harus segera pula di tinggalkan. Peristiwa pemberontakan Kandra Kayet terus saja terbayang oleh sri baginda dan ini di jadikan sebagai contoh oleh Sri Baginda Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kepada setiap pejabat lokal bahwa setiap penghianatan, walau di lakukan oleh seorang perkasa sekalipun dapat di tumpas . kemudian penduduk kerajaan Melayu pun di ikat dengan Sumpah maka di pahatlah prasasti Karang Brahi.
Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kembali berangkat dengan melalui lautan berarti harus melalui selat Bangka . Oleh karena itu kerajaan Bangka harus pula di tundukkan lebih dahulu. Setelah menaklukan kerajaan Bangka, Dapunta Hyang Jaya Naga bersiap melanjutkan perjalanannya ke Bumi Jawa, namun sebelum keberangkatan Sri Baginda, penguasa lokal dan rakyatnya harus di beri peringatan dan di ikat dengan persumpahan untuk selalu setia kepada Dapunta Hyang Sri Jaya Naga. Demikianlah pada akhirnya : “ Pada hari pertama bulan terang Waiseka tahun 608 Saka atau tahun 686 Masehi Sri Baginda Dapunta Hyang Sri Jaya Naga meninggalkan Batu Prasasti Persumpahan yang kita kenal sebagai Parasasti Kota Kapur dan segera menuju Bumi Jawa yang tidak mau tunduk kepada Sriwijaya.
Dalam perjalanan Sri Baginda menuju Bumi Jawa masih ada daerah yang berdiri sendiri di pantai timur Sumatera Bagian Selatan, untuk kepentingan keamanan penguasaan laut selatan, kerajaan itu harus pula di tundukan. Kerajaan itu sebenarnya berasal dari satu rumpun wangsa Sakala Bhra. Kerajaan itu adalah kerajaan Ye-Po-Ti ( Way Seputih ) di lampung Selatan. Sama dengan peristiwa- peristiwa lainnya, setiap beliau meninggalkan daerah – daerah yang rawan pemberontakan harus diadakan sumpah setia terlebih dahulu. Sumpah tersebut terpahat dalam Prasasti Palas Pasemah.
Dari Way Seputih Rombongan langsung menuju Bumi Jawa, Dapunta Hyang Sri Jaya Naga mengutus salah Satu Panglima terbaiknya yang juga merupakan kerabat dekat kerajaan yaitu Dapunta Sailendra untuk memimpin pasukan Sriwijaya menuju Bumi Jawa. Dari data yang ada tampaknya mereka menuju Jawa tengah bagian utara.
Pada saat inilah di nyatakan oleh berita di neger China ( Dinasti Tang ) bahwa kerajaan Sriwijaya terpecah menjadi dua bagian masing- masing mempunyai pemerintahan sendiri. ( Kronik Dinasti Tang ).
Pada periode perkembangan kerajaaan Wangsa Sailendra di Jawa Tengah harus melaksanakan perintah Sri Baginda Dapunta Hyang Sri Jaya Naga untuk membangun candi di Ligor ( Muangthai ) candi tersebut baru selesai tahun 775 di resmikan oleh raja Wisnu dari Wangsa Sailendra.
Sementara itu Dapunta Hyang Sri Jaya Naga kembali ke Minanga untuk melanjutkan memerintah Kedatuan Sriwijaya yang menguasai lalu lintas perdagangan di Selat Malaka dan Laut China Selatan .
Berdasarkan prasasti Kota Kapur, Kerajaan Sriwijaya menguasai bagian selatan Sumatera hingga Lampung, mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan.
akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Budha Sailendra di Jawa Tengah berada di bawah dominasi Sriwijaya.
Masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.
Di akhir Abad ke 7 ibukota Minanga telah mengalami malapetaka hingga Silap atau hilang secara misterius di telan bumi. Keadaan ini membuat Sri Baginda Dapunta Hyang Jaya Naga bersedih sehingga mengasingkan diri ke Gunung Seminung untuk bertapa sampai akhir hayatnya.( Legenda Minanga Sigonong-Gonong )

SRIWIJAYA DI SWARNABHUMI……………

Sejak pertapaan Dapunta Hyang Sri Jaya Naga di Gunung Seminung sekitar tahun 742 sebagian besar anggota pasukan dan rombongan yang mengikutinya terpecah masing-masing mencari tempat sendiri-sendiri, ada yang kemudian mendirikan Minanga baru dan ada juga yang lari kepulau jawa. Sementara kota Minanga sendiri menjadi mitos kota yang hilang yang sampai sekarang menjadi suatu kawasan yang paling angker yang di namakan penduduk sekitar menjadi SiGonong-Gonong yang tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang tanpa seijin ghaib disana , siapa yang masuk ke daerah itu tanpa izin akan ikut hilang tak tampak oleh kasat mata.( Legenda Minanga sigonong-gonong ).

Sementara itu menurut analisis Paleografi , teluk Minanga di mana sungai komering bermuara telah mengalami pendangkalan akibat dari pengendapan lumpur dari sungai komering. Pantai Timur di bagian sumatera selatan mengalami pendakalan 125 meter per tahun, dimana sejak keberangkatan Dapunta Hyang Sri Jaya Naga ke Mukha Upang ( Kedukan Bukit ) pada tahun 683 Masehi sampai dengan kepulangan tahun 742 Masehi Teluk Minanga telah mendangkal sepanjang 6 kilometer. Membuat kedudukan Minanga sudah jauh dari garis pantai timur Sumaetra , dengan posisi seperti itu maka Kerajaan Sriwijaya tidak mungkin lagi mengawasi daerah-daerah bawahannya secara efektif, sehingga lambat laun daerah yang ditaklukan dan diikat dengan persumpahan itu menjadi lepas berdiri sendiri. Daerah daerah tersebut kemudian membentuk pemerintahan lokal yang berdiri sendiri, palembang kemudian menjadi kota pelabuhan yang berdiri sendiri yang terkenal dengan nama Swarna Bhumi , Jambi menjadi kerajaan lokal dan menjadi kota pelabuhan terbesar pada saat itu. Sementara daerah uluan di sumatera selatan mereka membuat kelompok masyarakat seketurunan ( kepuhyangan ) dan hidup menyebar di pedalaman sumatera selatan yang di kenal dengan masyarakat hukum dengan azas pertalian darah ( Geneologische Rechtgemeenschap ) Dalam masyarakat hukum dengan azas seperti ini maka kekuasaan dengan sendirinya di pegang oleh seorang “Jurai Tua” yang di sebut Pase-lurah atau Pasirah yang dikenal sekarang ini yang berkedudukan sebagai pemimpin ( primus inter pares ). Kewajiban pemimpin tidak lebih dari memelihara dan mempertahankan hukum yang mereka sepakati dan di jadikan adat bagi sesama mereka, menjaga batas – batas wilayah dan menjaga batas-batas antara yang boleh dan yang terlarang.

Di daaerah Batanghari Komring kelompok seketurunan ini menempati daerah yang disebut “ Morga “ di kepalai oleh seorang sepuh yang berfungsi sebagai Ratu Morga dengan gelar KAI-PATI . Di daerah Rejang kelompok seketurunan ini dinamai Petulai yang dipimpin seorang sesepuh dengan sebutan DEPATI . ( Marga di Bumi Sriwijaya – H.M.Arlan Ismail, SH – 2005 ).
Masa inilah atau selama 218 tahun terjadi kekosongan pemerintahan di Sriwijaya , tercatat oleh berita di negeri China, Sriwijaya tidak pernah lagi mengirim utusan ke negeri China sejak tahun 742 Masehi ( Kronik Dinasti Tang ) sampai tahun 960 Masehi

Sementara itu di Jawa Tengah berkembang dinasti Dapunta Sailendra yang merupakan Raja-Raja dari Bumi Sriwijaya yang diutus Dapunta Hyang Sri Jaya Naga untuk menaklukan Bhumi Jawa.
Nama Dapunta Sailendra di kumandangkan dimana-dimana sementara Dapunta Hyang Sri Jaya Naga raja Sriwijaya tetap di Puja-Puja oleh Dinasti Sailendra..
Pada tahun 775 Masehi terpahat sebuah prasasti di Ligor ( Muangthai ) menandai peresmian sebuah bangunan candi yang terdiri beberapa bagian yang intinya adalah pujian terhadap Raja Sriwijaya yang dikatakan laksana bulan di musim rontok yang sinarnya menyuramkan segala sinar bintang, raja yang berkuasa gemilang dan yang paling baik di antara segenap raja dipermukaan Bhumi, kemudian menyatakan bahwa raja Sriwijaya yang memerintahkan untuk membangun batu Trisamaya Caitya untuk Padmapani, Sakyamuni dan Wajrapani guna di persembahkan kepada semuaJina yang menduduki sepuluh tempat diangkasa dan memerintahkan Jayanta membangun Stupa Trayamasi.kemudian yang terakhir menyatakan raja Wisnu dari wangsa sailendra yang berkuasa pada masa itu kemudian di tutup dengan pujian kembali kepada raja Sriwijaya yang dikatakan menyerupai Indra. ( Prasasti Ligor–Muangthai ).

Pangeran Balaputra Dewa merupakan putera bungsu Raja Samaragrawira dari Wangsa Sailendra kehilangan haknya untuk memerintah negeri di Bhumi Jawa di karenakan putera tertua adalah Pangeran Samaratungga sehingga Pangeran Samaratungga yang berhak memimpin kerajaan di Bhumi Jawa, yang kemudian Jatiningrat menikah dengan Pramodawardhani putri Raja Samaratungga sehingga kemudian mewarisi takhta atas kerajaan di Bhumi Jawa.
Pada tahun 850 Masehi Balaputra Dewa dan pengikutnya kembali ke daerah Sumatera Selatan untuk malakukan pertapaan di Gunung Seminung guna memperdalam ilmu dan kesaktian. Sepanjang perjalanan di daerah uluan sumatera selatan sampai ke gunung Seminung Balaputra Dewa di sambut baik oleh penduduk di wilayah bekas kedatuan Sriwijaya karena Balaputra Dewa merupakan keturunan dari wangsa Sailendra Raja-Raja di Bhumi Jawa yang berasal dari Bumi Sriwijaya yang mereka anggap sebagai titisan Jaya Naga sang Maha Raja yang mereka Puja Puja selama ini. Pada saat selesai dari pertapaannya Balaputra Dewa diangkat oleh para sesepuh adat yang terdiri dari pemimpin – pemimpin kelompok Marga untuk menjadi Ratu dan kembali mempersatukan wilayah-wilayah kerajaan Sriwijaya yang telah berdiri sendiri akibat kekosongan pemerintahan selama periode 117 tahun sejak di tinggal Dapunta Hyang Sri Jaya Naga bertapa dan menghilang di Gunung Seminung, dimana daerah-daerah itu hanya di ikat oleh sumpah setia yang mereka percayai selama ini sebagai alat pemersatu semua rumpun suku..

Setelah terjadi kekacauan perdagangan di Kanton antara tahun 820 – 850, pemerintahan Jambi menyatakan diri sebagai kerajaan merdeka dengan mengirimkan utusan ke China pada tahun 853 Masehi.

Kemudian Balaputra Dewa dengan cepat dapat membangun kejayaan kerajaan Sriwijaya kembali yang berpusat di Palembang dengan dukungan oleh masyarakat di bekas wilayah Kedatuan Sriwijaya . Bahasa yang di pakai oleh kerajaan ini yaitu bahasa Sansekerta. Hal ini yang kemudian membuat kerajaan di Jambi kawatir akan penguasaan kembali oleh dinasti Sailendra sehingga kerajaan Jambi mengirim utusan ke negeri China pada tahun 871 untuk mendapatkan perlingdungan dari Negeri China namun hal ini berlangsung tak lama, kemudian pasukan Balaputra Dewa dapat menguasai Jambi , adapun politik dalam negeri yang selalu dipakai sebagai alat persatuan untuk wilayah-wilayah taklukan kerajaan ini memakai nama Sriwijaya.

Setelah menguasai pulau sumatera sampai ke langkasuka dan keddah semakin kuatlah dinasti Balaputera Dewa di Swarna Bhumi sebagai kerajaan maritim di pantai timur Sumatera . Dinasti Balaputera Dewa di Swarna Bhumi meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri imperium Khmer, memutuskan hubungan dengan kerajaan Sriwijaya di abad yang sama.[16]
Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan dinasti Balaputera Dewa di Swarna Bhumi sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat Palembang dan mengakumulasi kekayaannya sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, Melayu, dan India.
Dinasti Balaputra Dewa di Swarna Bhumi juga membantu menyebarkan kebudayaan Melayu ke seluruh Sumatra, Semenanjung Melayu, dan Kalimantan bagian Barat. Dinasti Balaputra Dewa juga berhubungan dekat dengan kerajaan Pala di Benggala, dan sebuah prasasti tertahun 860 Masehi mencatat bahwa raja Balaputra Dewa mendedikasikan sebuah biara kepada Universitas Nalanda, Pala.
Hubungan dengan dinasti Cola di India selatan di bawah pemerintahan Raja Kesawariwarman Rajaraja pada mulanya cukup baik dan menjadi buruk setelah terjadi peperangan di abad ke-11.
Pada tahun 960 Masehi Raja Sri Udayadityawarman yang merupakan keturunan dari Balaputra Dewa dari Dinasti Sailendra yang pada saat itu memerintah Sriwijaya di SwarnaBhumi mengirim utusan ke China dan mengirimkan berita telah kembali kerajaan Sriwijaya penguasa laut China Selatan yang berada di Swarna Dwipa ( Pulau Sumatera ) dan beribukota di Swarna Bhumi ( Palembang ) , kerajaan ini kemudian terkenal di China dengan nama San-Fo-Tsi yang di artikan Sriwijaya di Swarna Bhumi.

Pada tahun 962 datang lagi utusan kerajaan San-Fo-Tsi di bawah dinasti Sailendra yang merupakan keturunan Raja Balaputra Dewa ke Tiongkok berturut-turut sampai dengan tahun 1097 masehi.

Pada tahun 992 mulai terjadi peperangan antara Dinasti Sailendra di Swarna Bhumi dengan dinasti Sanjaya penguasa Bhumi Jawa. Pada masa itu yang memerintah di Bhumi Jawa adalah Raja Dharmawangsa dari dinasti Sanjaya sedang di San-Fo-Tsi yang memerintah adalah Raja Sri Cudamaniwarmadewa keturunan Balaputra Dewa dari Dinasti Sailendra. Kemudian Armada pasukan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) dapat memukul mundur pasukan Raja Dharmawangsa.

Kemudian pada tahun 1003 Raja Sri Cudamaniwarmadewa dari Sriwijaya San-Fo-Tsi mengirim dua orang utusan ke negeri China untuk mempersembahkan upeti pada Kaisar.. Kedua utusan ini menceritakan bahwa di negerinya telah selesai di bangun sebuah candi Budha tempat berdoa , dan mendoakan agar Kaisar di karuniai panjang usia, kemudian kaisar memberikan nama Candi tersebut dengan Cheng-Tien-Wan-Show dan memberikan hadiah Lonceng untuk Candi tersebut.
Pada tahun 1006 Masehi Raja Sri Cudamaniwarmadewa di gantikan oleh penerusnya yaitu Raja Sri Marawijaya Tunggawarman dari Dinasti Sailendra dan menghadiahkan sebuah desa sebagai persembahan kepada Budha dalam Wihara yang di bangun oleh ayahnya Raja Sri Cudamaniwarmadewa .

Tahun 1012 Raja Kasawariwarman Rajaraja Mangkat, kemudian di gantikan putranya yang bernama Rajendra Cola naik tahta untuk memerintah kerajaan Cola Mandala dari India Selatan, yang kemudian membuat politik kerajaan Cola Mandala dengan San-Fo-Tsi mulai berubah.

Pada Tahun 1017 Masehi Raja Rajendra Cola mengirim Bala tentara menyerbu Keddah yang merupakan salah satu pelabuhan yang ada di bawah Kerajaan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) serangan ini dapat di patahkan oleh armada-armada laut kerajaan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) .
Pada tahun 1025 Masehi Raja Marawijaya Tunggawarman di gantikan oleh Putranya yaitu Pangeran Sangrama Wijaya Tunggawarman , pada tahun inilah permusuhan Kerajaan Cola Mandala dengan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) mencapai puncaknya, dimana Kerajaan Cola Mandala di pimpin oleh Raja Rajendra Cola menyerbu secara besar-besaran terhadap wilayah Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) adapun daerah yang di serbu tersebut antara lain : ibukota Sriwijaya ( Palembang ), Melayu ( Jambi ), Ilamuri ( Lamuri –Aceh ), Manak Kawarna ( Nikobar ), Kadaram ( Keddah ), dan berhasil menangkap Raja Sanggrama Wijaya Tunggawarman di daerah Keddah.
Walaupun demikian kerajaan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) tetap berdiri yang kemudian menunjuk penerus Tahta Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) adalah Raja Dewa Kulotungga dari dinasti Sailendra. Meskipun invasi Raja Rajendra Cola tidak berhasil sepenuhnya, tetapi invasi tersebut telah melemahkan hegemoni Sriwijaya ( San Fo Tsi ) yang berakibat terlepasnya beberapa wilayah dengan membentuk kerajaan sendiri, seperti Kediri, sebuah kerajaan yang berbasiskan pada pertanian.

Pada Tahun 1079 Masehi Raja Dewa Kulotungga sebagai Raja Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) memperbaiki Candi Tien Ching di Kota Kuang Cho dekat kanton yang merupakan tempat suci di sebelah utara Kanton. Pada tahun 1080 Raja Dewa Kulotungga wafat dan di gantikan oleh puterinya. Kemudian Puteri Raja Dewa Kulotungga menikah dengan salah satu Bangsawan dari Jambi ini tercatat dalam kunjungan Puteri Raja Dewa Kulotungga pada 1097 sudah di dampingi oleh wakil dari kerajaan Chan-Pi ( Jambi ).
Sebagaimana kita ketahui masyarakat di daerah sumatera selatan mempunyai adat bahwa penerus Jurai atau dinasti itu terletak pada anak laki-laki sebagai penerus tahta kerajaan. Sehingga kebiasaan masyarakat sumatera selatan adalah tempat atau ibukota kerajaan mengikuti Jurai penguasa pada saat itu. Pada masa inilah generasi dari wangsa Sailendra di Swarnabhumi berakhir. Kemudian era selanjutnya adalah kerajaan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) berpindah pusat pemerintahannya ke Jambi ini menunjukan bahwa penguasa pada saat itu di pimpin oleh Jurai atau dinasti Melayu dengan gelar Mauli Warmadewa yang berasal dari kata Tamil yang berarti Mahkota Raja-Raja yang menandakan identitas raja-raja dari wangsa Melayu di Jambi.

Sriwijaya di Swarnapura………………………….

Pada masa itu system pemerintahan tradisional di sumatera selatan dimana pusat pemerintahan biasanya mengikuti tempat dimana Jurai ( Dinasti=Wangsa ) yang berkuasa itu berasal . Kemudian raja dari Wangsa Melayu di Sriwjaya( San-Fo-Tsi ) yang terkenal pertama adalah Pangeran Suryanarana yang bergelar Mauli Warmadewa..
Sejak Kepemimpinan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) dari wangsa Melayu yang berpusat di Jambi maka Ibukota Pemerintahan pun pindah ke Jambi yang terkenal pada saat itu dengan nama Swarnapura. Kemudian pada masa itu nama ibukota lama ( Palembang ) berubah dari Swarnabhumi menjadi Po-Lin-fong.
Adapun masa pemerintahan Wangsa Melayu di Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) dapat mengembalikan hubungan baik dengan kerajaan Cola Mandala dari India selatan

Pada Tahun 1178 di bawah pemerintahan Raja Sri MahaRaja ( Srimat ) Tri Lokaya Mauli Warmadewa kerajaan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) mengirimkan utusan nya ke negeri China yang selama 59 tahun terhenti sejak tahun 1097 dengan membawa berita seperti tertulis dalam Ling-Wai-Taiwa yang di beritakan oleh Cu-Ku-Fei bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya, yakni Sriwijaya ( San Fo Tsi ) dan Jawa (Kediri). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyatnya memeluk agama Budha dan Hindu, sedangkan rakyat Sriwijaya memeluk Budha. Berdasarkan sumber ini pula dikatakan bahwa beberapa wilayah kerajaan Sriwijaya ingin melepaskan diri, antara lain Kien-pi (Kampe, di utara Sumatra) dan beberapa koloni di semenanjung Malaysia. Pada masa itu Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) telah membawahi 15 negeri di laut selatan antara lain :
- Pong-Pong ( Pahang ),Tong Ya Nong ( Trenggano ),Ling Ya Si Kia ( Langkasuka ),Kui Lan Tan ( Kelantan ),Fo-Lo-An ( Dungan ), Ji-Li-Tong ( Jelotong ), Tsi Len Mai ( Semang ), Pa Ta ( Batak ), Tan Ma Ling ( Tamalingga ), Ki Lo Hi ( Grahi ), Po-Lin-Pong ( Palembang ), Sin –To ( Sunda ), Kim-Pei ( kampe ), Lan-Ma-li ( Lamuri – Aceh ),Si-Lan ( Sailon ).

Kemudian berturut turut sejak tahun 1178 sampai dengan 1373 Masehi Sriwijaya ( San-Fo-tsi ) seperti yang di beritakan di negeri China adalah beribukota di Jambi .

Pada akhir tahun 1275 tentara Kerajaan Singosari pada masa kepemimpinan Kartanegara mengirim utusan ke Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) untuk mengajak bersama-sama menghadapi pasukan Kubilai Khan dari Mongol dikarenakan utusan Mongol yang bernama Meng Chi yang di utus ke Singosari mendapat perlakuan yang memalukan bagi kerajaan Mongol sehingga membuat Kubilai Khan marah dan bermaksud menyerang kerajaan Singosari.
Utusan Singosari mendapat penolakan dari kerajaan Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) di karenakan Sriwijaya merupakan sekutu dari Kerajaan China.
Menghadapi kondisi Sriwijaya ( San Fo Tsi ) yang tidak mau membantu Singosari akhirnya Singosari memutuskan untuk menyerang dengan maksud dapat merubah sikap Sriwijaya terhadap kerajaan China. Pada saat yang sama utusan Sriwijaya ( San Fo Tsi ) meminta bantuan ke negeri china atas serangan dari kerajaan Singosari tersebut. Dan kemudianKubilai Khan mulai melancarkan serangan ke Singosari yang membuat pasukan Singosari yang berada di perairan Sriwijaya yang siap untuk menyerang ditarik mundur sehingga San Fo Tsi lepas dari cengkeraman Singosari.
Setelah Singosari meninggalkan SwarnaBhumi , San Fo Tsi tidak mampu lagi mengembalikan kebesaran seperti semula. Dan akhirnya pada tahun 1286 kerajaan San Fo Tsi dapat ditaklukan Singosari.
Pada tahun 1293 dengan kematian Jaya Katuwang, San Fo Tsi lepas dari Singosari dan kembali memperoleh kemerdekaannya. Namun sebelum San Fo Tsi dapat menunjukan kebesarannnya kembali telah disusul dengan adanya invasi Patih Gajah mada di bawah kerajaan Majapahit. Kemudian Majapahit menunjuk Adityawarman untuk memeritah kerajaan Malayupura di Darmasraya ( Prasasti Adityawarman 1347 M )

Pada tahun 1373 datang utusan terakhir dari Sriwijaya ( San-Fo-Tsi ) ke Tiongkok yang menyatakan bahwa negerinya telah terpecah menjadi 3 kerajaan :
1. Mahana Po Lin Fong ( di Palembang )
2. Kerajaan Minangkabau ( di Sumatera Barat )
3. Kerajaan Melayu ( di Darmasraya )

Kemudian tahun selanjutnya ketiga kerajaan tersebut berturut turut mengirmkan utusannya ke negeri china untuk memproklamirkan kerajaan mereka, pada tahun 1374 datang utusan dari kerajaan Mahana Po-Lin-Pong ( Maharaja Palembang ), pada tahun 1375 datang utusan dari kerajaan Minagkabau dibawah Raja Adityawarman, dan kemudian pada tahun 1376 datang pula utusan dari kerajaan Melayu yang berkedudukan di Darmasraya.

Dengan demikian , maka berakhirlah riwayat kerajaan San Fo Tsi yang kita anggap sebagai kelanjutan kerajaan Sriwijaya.

Sriwijaya………….
Berawal di Minanga………………
Berjaya di Palembang ……………….
Berakhir di Jambi……………………….
( H.M. Arlan Ismail,SH – 2003 ).

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Sriwijaya - Dapunta Hyang (?) sebuah pertanyaan... 2 Dec 2010 2:13 AM (14 years ago)

Raja dalam prasasti Sriwijaya ber-angka 681 Masehi (604 Saka) yang ditemukan di Kedukan Bukit, Palembang. Menurut prasasti itu, Dapunta Hyang yang namanya tak tersebut, naik di samvau (kapal), bertolak dan Minanga Tamwan membawa tentara 20.000 orang. Akhirnya ia sampai di sebuah tempat yang dibaca sebagai Malayu, Mata Jap, Mata Danau dan terakhir di “mukha Upang”. Upang adalah desa di dekat muara S. Musi. Gelar Dapunta Hyang di Jawa dipakai oleh para pendeta.

Baik pada piagam Talang Tuwo maupun pada piagam Kedukan Bukit, telah kita jumpai gelar dapunta hyang, tanpa mengetahui tepat bagi siapa gelar itu diperuntukkan. Mengingat bahwa menurut berita Tionghoa, dari sejarah Sung banyak keluarga di kerajaan San-fo-ts’i yang bergelar pu, maka gelar dapunta hyang harus diperuntukkan bagi orang yang amat tinggi kedudukannya.

Kehormatan yang amat tinggi itu ditunjukkan dengan bubuhan da-, -ta, dan sebutan hyang. Pemakaian gelar terikat pada waktu clan tempat. Oleh karena itu, mungkin sebutan atau gelar yang sama, berbeda maknanya antara di Jawa dengan di Sumatra. zaman sekarang, kata teuku atau tengku di Aceh clan Persekutuan Tanah Melayu menunjukkan keturunan raja yang masih akrab. Demikian pula, gelar atau sebutan tengku clan ungku di Johor. Tetapi, sebutan tengku atau engku di Minangkabau biara digunakan untuk menyebut seorang guru. Derajatnya sama dengan Pak zaman sekarang di Indonesia, clan chikgu di Singapura. Misalnya, engku Sulaiman (Minangkabau) = chikgu Sulaiman (Singapura) = pak Sulaiman (Indonesia sekarang). Ringkasnya, gelar atau sebutan itu dalam pemakaiannya dapat mengalami perubahan semantik.

Pada piagam dari tahun 860 di Jawa, terdapat gelar dapunta, yakni dapunta Anggada. Contoh lain, dapunta i Panunggalan: yang dipertuan di Panunggalan ; dapunta Marhyang. Dapunta Anggada adalah pembesar biara. Bagaimanapun, dapunta adalah gelar yang berhubungan dengan kehidupan di biara.

Hingga sekarang, menurut De Casparis, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa dapunta itu digunakan sebagai gelar raja. Jika kita memerhatikan piagam lain sebagai analogi, maka berdasarkan analogi itu mungkin dapat diambil kesimpulan. Yang saya maksud ialah gelar yang kedapatan pada piagam Khmer, yang telah diterbitkan oleh Coe&s dalam REEEO. 18, 6 (1918), dan pada piagam Kertanegara yang ditemukan di tepi sungai Langsat. Nama raja Melayu (Sriwijaya) pada piagam Khmer ialah crimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmmadewa, dan pada piagam Kertanagara crima Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa. Kedua-duanya menggunakan gelar frimat, di India Selatan berarti “tuan”, dan dipakal khusus dalam kehidupan keagamaan. Tetapi gelar crimat itu di wilayah kerajaan Melayu pada tahun 1286 terang digunakan sebagai gelar raja.

Kata crimat sebagai gelar di India Selatan sama tepat dengan kata dapunta di Jawa pada tahun 860. Kedua-duanya digunakan sebagai gelar pembesar biara. Jika kita mengenal crimat Trallokyaraja Maulibhusana Warmmadewa pada piagam Khmer dan crimat Tribhu wanaraja Mauliwarmmadewa pada. piagam Kertanagara, maka pada piagam Talang Tuwo, kita mengenal dapunta hyang Sri Jayanaga. Dapunta hyang memberikan pesan kepada segenap rakyat untuk menikmati hadiah taman.

Hingga sekarang, orang berpendapat bahwa. piagam Talang Tuwo adalah piagam Sriwijaya, dan hadiah taman itu diberikan oleh raja Sriwijaya. Kiranya, yang memberi pesan ialah raja Sriwijaya. Yang berpesan adalah orang yang bergelar dapunta hyang. Segala puji-pujian yang muluk dan doa diperuntukkan bagi dapunta hyang, yang memberi hadiah taman. Jadi, logisnya dapunta hyang adalah gelar raja Sriwijaya. Pada piagam Talang Tuwo itu, yang bergelar dapunta hyang, ialah Sri Jayanaga (ca). Jadi, Sri Jayanaga adalah raja Sriwijaya pada. tahun 684. Pada piagam Kedukan Bukit, juga disebut dapunta hyang tanpa diikuti nama. Sama dengan dapunta hyang pada piagam Talang Tuwo baris 2. Mengingat bahwa selisih waktu antara piagam Kedukan Bukit dan piagam Talang Tuwo hanya satu tahun saja, maka kiranya dapunta hyang pada. Kedukan Bukit itu adalah dapunta hyang Sri Jayanaga juga.

Andaikata dapunta hyangpada piagam Kedukan Bukit itu hanya gelar kepala biara, seperti dapunta. Anggada, maka agak aneh bahwa kepala biara ikut campur dengan urusan ketentaraan. Juga, (pada plagarn. Talang Tuwo) agak aneh bahwa kepala biara memberikan hadiah taman (tidak hanya satu) kepada. masyarakat. Biasanya kepala biara malah mendapat hadiah dari raja atau pembesar lainnya. Yang menimbulkan dugaan bahwa dapunta hyang adalah kepala biara, kecuali perbandingan dengan dapunta pada piagam Jawa Kuno, juga penemuan pecahan piagam, di mana terdapat pecahan kalimat yang berbunyi: wihara ini diwanua ini. Sudan jelas bahwa Dapunta Hyang datang di Matadanau untuk membuat wanua. Dari pecahan piagam tersebut, nyata bahwa di wanua itu terdapat biara. Berdasarkan jalan pikiran di atas, maka biara itu adalah hadiah raja Sriwijaya, yang bergelar dapunta hyang.

Dari pelbagai piagam, nyata sekah bahwa raja-raja Sriwijaya sikapnya sangat baik terhadap agama. Budha, bahkan menjadi promotor untuk kesuburan agama tersebut. Setidak-tidaknya, raja Sriwijaya menjadi pelindungnya, jika tidak langsung turut campur dalam urusan agama secara aktif.

Pun, dalam piagam Nalanda dinyatakan bahwa Balaputra, dewa yang menyebut dirinya Suwarnadwipadhiparnahraja, keturunan Yawabhumipalah, mendirikan sebuah wihara di Nalanda. Meskipun menurut tafsiran soal mendirikan biara itu mempunyai maksud politik, yakni untuk mengeratkan persahabatan dan kemudian untuk memperoleh bantuan dari India, namun ditinjau dari sudut keagamaan, hadiah biara itu menunjukkan kecenderungan raja Sriwijaya kepada agama Budha.

Pada charter Leiden, yang tertulis dalam bahasa Tamil, dinyatakan juga bahwa cri Marawijayotunggawarman, putra raja Cudamaniwarman keturunan Sailendra, raja Kataha dan Sriwijaya, menghadiahkan sebuah desa di Nagippattana. Ayahnya menghadiahkan sebuah biara yang diberi nama Cudamantwarmanwihara. Hadiah itu diberikan pada tahun pertama pemerintahan raja Cola Rajaraja I (1005/1006). Dalam persahabatannya dengan Tiongkok, raja Sanfo-ts’i, Ti-hua-ka-lo (Dewa Kalottungga), memperbaiki candi Tien Ching di Kanton dan menghadiahkan 400.000 uang emas, yang kemudian digunakan untuk membeli ladang padi guna membina candi dan Para pendeta di biara. Raja San-fo-ts’i, Ti-hua-ka-lo, mendapat julukan jenderal besar yang menyokong pembaharuan ibadah dan keutamaan. Perbaikan candi Tien-Ching dilakukan pada tahun 1079.

Dari contoh-contoh di atas, terbukti bahwa raja-raja Sriwijaya sering menghadiahkan biara untuk kepentingan kehidupan keagamaan di luar negeri. Tidaklah aneh jika raja Sriwijaya juga menghadiahkan sebuah biara di negerinya sendiri yang diperingati pada pecahan piagam yang terdapat di Telaga Batu, tempat dapunta hyang mendirikan wanua. Pemberian hadiah biara bertalian dengan perjalanan jaya yang dilakukan oleh Dapunta Hyang dari Muara Tebo atas kemenangan terhadap kerajaan Melayu, dengan diikuti oleh dua puluh ribu tentara.

Pembangunan biara yang demikian adalah gejala biara. Sebuah manifestasi rasa terima kasih. Pembangunan candi Tara di Kalasan pada tahun 778 juga bertepatan dengan munculnya rajakula Sailendra Pancapana Panangkaran dan berhentinya rajakula Sanjaya, yang menggunakan perhitungan tarikh Sanjaya. Piagam yang rnenggunakan tarikh Sanjaya yang terakhir ialah piagam Taji Gunung (O.J.G. XXXVI). Pembangunan bangunan suci sebagai manifestasi rasa terima kasih seorang raja yang demikian banyak dilakukan di luar negeri.

sumber :mikoto, dipi, indonesiaindonesia.com

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

How to Shop for a Digital Camera 1 Dec 2010 7:05 PM (14 years ago)

How to Shop for a Digital Camera

Shop for a digital camera today and you'll be overwhelmed with the choices available. Whatever your budget, you'll find dozens of cameras available at your fingertips. Some have similar features, some are small, others are clunky, and you can even buy one in your favorite color.

How do you pick the digital camera that's right for you? Here are 5 things we suggest you consider before making your choice.

Whatever camera you're using, you can take good pictures by knowing a few basic guidelines and some pro-level tips. Get them from "Shoot Digital Pics Like the Pros.

To create a shortlist of digital cameras, here are the top 5 things to consider:

1. Your budget

Decide how much you're willing or able to spend on your new camera, and limit your research to cameras within that budget. Why waste your time oohing and aaahing over the latest coolest gadget only to discover that it's beyond your means? Now you can look at the cameras within your budget. The next thing to consider is...

2. Your photography needs

What types of pictures will you be taking - portraits? landscapes? sports pictures? indoor or outdoor? The answer to this question will help you determine which features are important for you. If you'll mainly be taking snapshots of your children, you'll probably want a camera with face recognition feature and easy red-eye reduction. On the other hand, if you're always trying to capture action shots from your son's soccer game, you'll want a camera with high-speed burst shooting.

3. How you print your pictures

You also need to ask yourself how you print your pictures. Do you make 4 x 6-inch prints at home or at the drugstore? Then you won't need a camera with huge amounts of megapixels. On the other hand, if you sometimes make poster-sized prints, then look for a minimum of 10 megapixels. If you don't even print your pictures but share them online and via email, you need even less.

4. Who uses the camera

Will your spouse, children or co-workers be using the camera as well? Then you'll need a camera that's easy enough for them to use. Digital cameras that offer automatic program settings are easy enough even for children to use. Image stabilization also comes in handy when young ones or amateurs use the camera.

5. How serious you are with digital photography

Do you foresee yourself growing beyond a digital photography enthusiast to possibly becoming semi-professional? Then look for a camera with features that will grow with your skills. For example, a digital camera which allows you to make your own aperture, shutter speed, focus and other settings will give you enough room to experiment.

We suggest you use this guide to make a shortlist of digital cameras, and then head to the nearest electronics shop and look at each of the shortlisted cameras in person. Note how each camera feels in your hand, how easy it is for you to reach the buttons and manipulate them, and how solid the camera feels.

A camera can only do so much. The quality of a picture still depends on the person taking it. If you're serious about taking good digital pictures, download you copy of this digital photography report. This free report will give you tips on how to take digital pictures like a professional. Get it now.

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Harimau Sumatera 1 Dec 2010 6:07 PM (14 years ago)

  

Harimau Sumatera dipercaya terasing ketika permukaan air laut meningkat pada 6.000 hingga 12.000 tahun silam. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan subspisies harimau lainnya dan sangat mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.

Perlu diketahui, terdapat 9 subspesies harimau yang tiga diantaranya telah dinyatakan punah. Kesembilan subspisies harimau tersebut adalah:


Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) terdapat di Malaysia, Kamboja, China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Harimau Bengal (Panthera tigris tigris) Bangladesh, Bhutan, China, India, dan Nepal.
Harimau Cina Selatan (Panthera tigris amoyensis) China.
Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) dikenal juga sebagai Amur, Ussuri, Harimau Timur Laut China, atau harimau Manchuria. Terdapat di China, Korea Utara, dan Asia Tengah di Rusia.
Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) terdapat hanya di pulau Sumatera, Indonesia.
Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni) terdapat di semenanjung Malaysia.
Harimau Caspian (Panthera tigris virgata) telah punah sekitar tahun 1950an. Harimau Caspian ini terdapat di Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan Rusia.
Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) telah punah sekitar tahun 1972. Harimau Jawa terdapat di pulau Jawa, Indonesia.
Harimau Bali (Panthera tigris balica) yang telah punah sekitar tahun 1937. Harimau Bali terdapat di pulau Bali, Indonesia.






Ciri-ciri dan Habitat

Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat bahkan terkadang dempet.
Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala hingga ke ekor dengan berat 300 pound. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci dan berat 200 pound. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan.

Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.

Harimau Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing langka ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi.





Makanan harimau sumatra tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Harimau sumatra merupakan hewan soliter yang berburu di malam hari. Kucing ini mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya celeng dan rusa, dan terkadang unggas,ikan, dan Orangutan. Menurut penduduk setempat harimau sumatra juga gemar makan durian.

Harimau Sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau Sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau Sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer.

Konservasi

Hingga sekarang diperkirakan hanya tersisa 400-500 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masih bertahan di alam bebas. Selain itu terdapat sedikitnya 250 ekor Harimau Sumatera yang dipelihara di berbagai kebun binatang di seluruh penjuru dunia.

Pengrusakan habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi harimau sumatera saat ini. Pembalakan hutan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 hingga 2000.

Dalam upaya penyelamatan harimau Sumatera dari kepunahan, Taman Safari Indonesia ditunjuk oleh 20 kebun binatang di dunia sebagai Pusat Penangkaran Harimau Sumatera, studbook keeper dan tempat penyimpanan sperma (Genome Rescue Bank) untuk harimau Sumatera.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Felidae; Genus: Panthera; Spesies: Panthera tigris; Upaspesies: Panthera tigris sumatrae. Nama trinomial: Panthera tigris sumatrae (Pocock, 1929).



sumber : dari berbagai sumber

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia 1 Dec 2010 5:37 PM (14 years ago)

Gladian Nasional Pecinta Alam IV yang dilaksanakan di Pulau Lae lae dan Tana Toraja pada bulan Januari 1974 berhasil menyepakati Kode Etik Pecinta Alam Indonesia. Gladian ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-Ujung Pandang dan diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia.


Bunyi dari kode etik pecinta alam Indonesia adalah sebagai berikut:

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat
Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan
tanah air

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian
dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa

Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran
menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.

3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air.

4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan martabatnya.

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam.

6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air.

7. Selesai

Disyahkan bersama dalam
Gladian ke-4
Ujung Pandang, 1974

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

KEPADA ALAM DAN PECINTANYA, Rita Rubby hartland 30 Nov 2010 5:54 PM (14 years ago)


KEPADA ALAM DAN PECINTANYA
(sebuah lagu)
Rita Rubby hartland

Pendaki gunung sahabat alam sejati
Jaketmu penuh lambang
Lambang kegagahan
Memproklamirkan dirimu pencinta alam
Sementara maknanya belum kau miliki

Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana kutemui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kesakitan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam

Batu-batu cadas merintih kesakitan
Ditikam belatimu yang tak pernah ayal
Hanya untuk mengumumkan pada khalayak
Bahwa disana ada kibar benderamu

Oh alam... korban keakuan
Oh alam.. korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mau mengerti
Arti kehidupan...


Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Gunung Dempo dalam Gambar 29 Nov 2010 6:32 PM (14 years ago)








 














TIDAK MENGAMBIL SELAIN GAMBAR
TIDAK MENINGGALKAN SELAIN JEJAK
TIDAK MEMBUNUH SELAIN WAKTU

BERWISATALAH TANPA MERUSAK DAN MENGOTORI

Pesan Puyang Njadikah Jagad : ' Dek tau ngiluki jangan merusak jadilah'

sumber : koleksi pribadi

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?