
Mudik lebaran sudah menjadi budaya di Indonesia sejak dulu hingga kini. Budaya lebaran itu baik, namun sering menimbulkan masalah kemacetan parah. Ingat kasus Brexit (Brebes Timur Exit Toll) 2016? Mudik lebaran 2017 ini berpeluang macet berkurang, karena banyak pilihan pintu keluar tol, dan karena hari pertama Idul Fitri tidak bersamaan (?)
Yang kedua itu belum pasti, karena baru prediksi saya pada saat menulis blog ini, 12 Mei 2017. Alat prediksi saya adalah aplikasi Stellarium pada sistem operasi komputer BlankOn Linux untuk melihat posisi bulan dan matahari. Berikut ini penjelasannya.
Sabtu 24 Juni 2017 sore saat matahari terbenam, saya "melihat" bulan memiliki ketinggian sekitar 4 derajat, dihitung dari ufuk barat atau garis posisi matahari mulai terbenam. Artinya, 1 Syawal 1438H jatuh pada hari Ahad 25 Juni 2017.
Tapi seandainya pada 24 Juni 2017 sore ketika matahari terbenam itu tidak ada yang melihat bulan dengan mata telanjang ataupun teropong, maka ada peluang pemerintah memutuskan 1 Syawal pada Senin 26 Juni 2017, sedangkan sebagian masyarakat tetap sholat Idul Fitri pada 25 Juni 2017. Sholat Idul Fitri yang tidak bersamaan ini akan memecah jumlah pemudik khusus satu hari sebelum 1 Syawal.
Akan ada yang mengambil perjalanan Sabtu malam Ahad dan akan ada yang memilih perjalanan setelah sholat Idul Fitri, Ahad siang atau Ahad malam. Saat tiba di kampung halaman, pemudik bisa bertemu saudara untuk "merayakan" 1 Syawal kedua pada Senin 26 Juni 2017. Ini hanya prediksi saya, pastinya tunggu hari H :-)
Setelah lama saya mencari waktu untuk menjadi tester amatiran buat BlankOn X Tambora, akhirnya hari ini saya berhasil menguji coba versi harian 20150531 amd64 yang masih versi Beta, versi final belum dirilis. Saya menggunakan laptop lama (dibeli akhir 2010), HP Compaq Presario CQ42, Intel Pentium(R) Dual-Core CPU T4500 2.30GHz.
Gambar tangkapan layar (Screenshot) BlankOn X Tambora (versi beta)
Eh, ada logo OIX, artinya apa ya? Saya coba menerka, OIX adalah karya Orang Indonesia, versi X (sepuluh, eXcited, eXtra ordinary, atau X saja), yang tidak kalah dengan versi X sistem operasi lainnya.
Berikut ini beberapa catatan hasil uji coba saya:
- LiveCD USB saya buat dengan unetbootin pada BlankOn 8, dan BlankOn X sukses booting (dengan bawaan bahasa Inggris).
- Instal juga sukses. Saya memilih mengedit partisi hard disk secara manual (pakai partoedi) untuk memformat ulang salah satu partisi (/dev/sda11).
- Kartu Audio intel 82801I OK.
- Kartu Video intel mobile 4 series OK dg resolusi 1366x768.
- Kartu Wifi RTL8191 OK.
- Ethernet RTL8101E OK.
- Hampir semua aplikasi berhasil saya coba. Saya belum menemukan kendala, kecuali tombol print-screen belum menghasilkan tangkapan layar (mungkin saya salah), sehingga contoh tampilan di atas saya buat dengan aplikasi Screenshot (klik ikon paling kanan di panel bawah, atau klik dari menu Accessories).
Tulisan ini saya buat dengan peramban web Chromium di BlankOn X Tambora versi livecd harian 20150531.Jika ingin belajar cara menjadi admin sistem Linux, silakan cek lembaga pelatihan sistem komputer dan pemrograman di Depok dan Jakarta ini.
Terima kasih kepada semua pengembang BlankOn yang hebat-hebat, semoga kebaikan Anda semua dibalas oleh Allah, sehingga Anda semua bahagia dunia hingga akhirat. Aamiin.
Di hari Pendidikan Nasional 2 Mei saya teringat komentar teman ketika saya cerita akan ada perguruan tinggi baru di bidang teknologi pada 2012 bernama UNF. "Bukankah mendirikan perguruan tinggi baru akan menambah jumlah penggangguran terdidik, karena masih ada gap antara perguruan tinggi dan dunia kerja?" Kekhawatiran teman saya itu bukan tanpa alasan, namun juga bukan tidak ada solusi.
"Insya Allah itu tidak terjadi," jawab saya, "karena UNF yang diawali dengan STT-NF itu akan mencetak teknoprener atau pewirausaha berbasis teknologi dan lulusan yang siap kerja sesuai kebutuhan perusahaan. STT-NF tidak hanya mendidik mahasiswa menjadi pemikir yang kritis atau memiliki konsep yang kuat, tapi juga memberikan hard-skill teknologi aplikatif/terapan, dan soft-skill kehidupan. Ketiganya sangat dibutuhkan dunia kerja."
Memang benar, gap atau perbedaan harapan antara dosen, mahasiswa, dan perusahaan pencari karyawan masih terjadi. Gap dalam hal apa saja yang harus dipelajari mahasiswa selama kuliah tidak hanya ada di Indonesia, tapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat (Sumber: http://www.slideshare.net/CheggInc/improving-student-outcomes).
Contoh beda harapan dan kenyataan, 70 persen mahasiswa mengikuti kuliah untuk segera mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Tapi kenyataannya, 12,8 persen lulusan perguruan tinggi tidak langsung bekerja, 40 persen bekerja tidak sesuai bidang studi, dan 42 persen bekerja tanpa menggunakan ilmu kuliahnya.
Hasil survei berikut ini juga menunjukkan kurang "nyambung"nya keinginan mahasiswa, dosen/perguruan tinggi, dan perusahaan/pencari karyawan:
- Perusahaan menilai penting dua hal pokok, yakni lulusan punya skill aplikatif yang dibutuhkan perusahaan (siap kerja) dan kuat dalam berpikir kritis.
- Mahasiswa hanya menilai penting memiliki skill aplikatif (siap kerja), tapi menilai kurang penting perpikir kritis.
- Dosen/perguruan tinggi menilai sangat penting mahasiswa berpikir kritis, tapi menilai rendah skill aplikatif (siap kerja), karena dosen/perguruan tinggi berpikir karir lulusan jangka-panjang.
Jadi ada gap karena mahasiswa ingin skill untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus, dosen ingin mendidik mahasiswa berpikir kritis untuk kebutuhan jangka panjang, sedangkan perusahaan ingin lulusan yang punya keduanya, skill bekerja dan berpikir kritis.
Lalu apa saja yang dibutuhkan perusahaan? Untuk bidang teknologi informasi, tiga kemampuan pokok adalah soft skill (misal berkomunikasi) pemrograman (misal Java/PHP), dan database (misal SQL/NoSQL).
Bagaimana solusinya? Kembali ke konsep peruguruan tinggi yang ideal menurut saya, yakni
mempertemukan keinginan mahasiswa dan dunia kerja. Perguruan tinggi tidak hanya
memberikan ilmu-ilmu teoritis atau berpikir kritis, tapi juga memberikan skill aplikatif seperti pemrograman komputer dan database yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi,
dan memberikan soft-skill yang dibutuhkan dunia kerja seperti keterampilan berkomunikasi, bekerjasama dalam tim,
berorganisasi, kewirausahaan, dan kepemimpinan.

 |
Foto Pak Made (kiri) bersama Prof. Wayan (kanan) dalam acara Indonesia Open Source Award 2011. |
Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana telah meninggalkan kita untuk selamanya pada Minggu 19 April 2015. Saya sangat kehilangan. Bukan karena saya mengenal dekat dan tahu banyak kebaikan dan kerja kerasnya sejak sama-sama kuliah di jurusan Fisika Universitas Indonesia, tapi karena saya tahu banyak perannya di bidang TIK di Indonesia sejak akhir 1990-an hingga akhir hayatnya dalam mengenalkan teknologi berbasis pengembangan terbuka (Open Source).
Banyak jasa Prof. Wayan dalam menyebarluaskan ilmu dan pengalamannya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, tidak hanya terkait Open Source. Semangat berjuangnya tidak memudar meskipun telah menderita sakit sejak pertengahan 2014, antara lain tetap bersama saya dan banyak
teman pekerja
volunteer dalam penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang Teknologi Informasi (Komite Teknis SNI 35-01).
Prof. Wayan memiliki adik kandung yang juga pejuang di bidang Open Source, dan mungkin lebih populer darinya hingga saat ini, yaitu Dr. I Made Wiryana, yang biasa saya panggil Pak Made. Mendiang Prof. Wayan banyak bekerja di balik layar dalam berbagai kegiatan terkait TIK dan Open Source, sehingga wajar jika namanya kurang populer. Namun di kalangan aktivis Open Source serta TIK di pemerintahan dan pendidikan, nama Prof. Wayan cukup dikenal, antara lain sering tampil menjadi pembicara seminar-seminar, juri lomba-lomba seperti IOSA (Indonesia Open Source Award) dan INAICTA (Indonesia ICT Award), menjadi asesor BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi), pengurus IPKIN (Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia), dan lain-lain. Selamat jalan Prof. Semoga banyak dari kami yang masih hidup mampu meneruskan perjuanganmu. Dan kami pasti menyusulmu, cepat atau lambat...
Pengantar: Artikel ini merupakan bagian dari buku saya berjudul "Aplikasi Android untuk Bisnis Anda" yang pertama diterbitkan melalui Google Play Books (https://play.google.com/store/books/details?id=lWiwBgAAQBAJ). Seluruh buku akan saya post secara bertahap, dimulai dari Bab 1.
Bab 1 Google Mail, Blog, dan Drive
Sebuah akun di
Google berupa pasangan alamat email dan password dapat digunakan
untuk mengakses berbagai aplikasi dan fasilitas yang disediakan
Google, yaitu email Google Mail, blog Blogspot.com, penyimpanan data
Google Drive, jejaring sosial Google+, Google Hangouts, Google
Photos, video streaming Youtube, aplikasi perkantoran Google Docs,
dan lain-lain.
Berbagai layanan
Google ini dikenal sebagai Cloud Computing. Google Email,
Google+, Blogspot, dan Docs termasuk Cloud Computing jenis SaaS
(Software as a Service). Google Drive dan Photos termasuk IaaS
(Infrastructure as a Service). Google+ menjadi tempat menyimpan
profil Anda sebagai pemilik atau pengelola sebuah akun untuk semua
aplikasi atau layanan Google.
Bab ini hanya
membahas Gmail, Blog, dan Drive. Beberapa aplikasi yang terkait
perkantoran atau bisnis seperti Docs, Sheets, Slides, Photos, WPS
King Office, dan lain-lain akan dibahas terpisah pada bab-bab
berikutnya.
Bab ini dan bab-bab
selanjutnya memberikan contoh gambar-gambar dan langkah-langkah
dengan Android. Namun Anda dapat menggunakan panduan ini untuk sistem
operasi selain Android. Android dijadikan contoh karena jumlah
penggunanya saat ini paling banyak di dunia, termasuk di Indonesia,
dan terus bertambah dari waktu ke waktu.
1.1 Google Mail
Akun email rusmanto@gmail.com tidak hanya berguna
untuk mengirim dan menerima email, tapi juga untuk mengakses berbagai
layanan Google, termasuk Play Store untuk install app (applications)
di Android. Dalam sebuah gadget seperti HP atau Tablet Android Anda
dapat menggunakan lebih dari satu akun Google Email.
Jika Anda pengguna baru Android yang belum
memiliki akun di Google, atau Anda ingin membuat akun tambahan baru,
ikut langkah-langkah berikut. Contoh ini untuk membuat akun baru
penulis.buku.drive@gmail.com.
Pilih ikon Settings di gadget Anda, lalu cari
bagian Accounts atau yang sejenis, dan pilih Add account. Untuk
Tablet Android, terlihat seperti gambar berikut.
Gambar
1.1 Menambah Account di Android
Pilih Google, sehingga tampilan seperti
gambar berikut. Pilih New untuk membuat akun baru. Pilhan Existing
digunakan jika Anda sudah memiliki akun di Google, misal memiliki
alamat @gmail.com yang masih aktif Anda gunakan.
Gambar
1.2 Membuat akun baru atau memakai yang sudah ada
Tampilan berikut ini untuk menuliskan nama
dalam bentuk dua kata, misal Rusmanto Maryanto. Nama tidak harus
lengkap, tapi harus menulis di dua bagian, meskipun salah satunya
dapat berupa satu huruf saja, misal Rusmanto M. Sentuh panah ke
kanan untuk melanjutkan.
Gambar
1.3 Menuliskan dua kata nama
Tentukan username, yang akan menjadi akun dan
sekaligus alamat email. Misal username penulis.buku.drive yang
otomatis menjadi alamat email penulis.buku.drive@gmail.com seperti
gambar berikut ini. Jika username yang Anda pilih sudah digunakan
pihak lain, Anda harus mengganti dengan username lain atau
menambahkan kata setelah username pertama. Sentuh panah kanan untuk
melanjutkan.
Gambar
1.4 Membuat username @gmail.com
Gambar
1.5 Membuat password khusus yang mudah diingat
Setelah password diterima, muncul tampilan
untuk menjawab pertanyaan dan alamat email, yang dibutuhkan jika
sewaktu-waktu Anda lupa password. Alamat email harus berbeda dengan
yang Anda buat di gmail.com ini.
Gambar
1.6 Pertanyaan dan jawaban pengingat password
Sebelum menyelesaikan pembuatan akun Google,
Anda ditawarkan bergabung ke Google Plus (Join Google+)
dengan username dan password yang sama. Google+ berguna antara lain
untuk chatting atau media sosial, seperti Facebook dan Twitter.
Google+ mendukung gambar (Photos) dan video streaming untuk telepon
video atau konferensi video dengan aplikasi Hangouts. Ketiga
aplikasi ini (Google+, Photos, Hangouts) tidak dibahas di sini,
sehingga Anda dapat melewatkan dengan memilih Not now.
Gambar
1.7 Tawaran join ke Google+
Gambar
1.8 Kode keamanan
CATATAN: Jika Anda membuat lebih dari satu
akun email Google, maka Anda akan memiliki lebih dari satu tempat
penyimpanan (Drive), yang berguna untuk mendapatkan tempat
penyimpanan data lebih besar atau untuk menyimpan dua kelompok data
secara terpisah.
1.2 Blogspot dan Blogger
Blog masih populer dan banyak digunakan oleh
personal maupun insititusi untuk sekadar berbagi ilmu dan pengalaman
hingga promosi karya atau produk. Blogspot.com merupakan web gratis
layanan blog yang terkenal dari Google, mirip layanan blog Wordpress.
Pembuatan dan pengelolaan Blogspot.com dapat dilakukan melalui
aplikasi Android Blogger atau melalui browser web. Dengan aplikasi
Blogger di HP/Tablet Android, Anda dapat melakukan hal-hal berikut
ini kapan saja dan dari mana saja:
Menulis blog untuk disimpan atau langsung
dipublikasikan.
Mengedit blog yang telah dibuat sebelumnya.
Melihat daftar blog yang telah disimpan atau
dipublikasikan.
Berganti akun, jika Anda memiliki lebih dari
satu akun Google untuk ngeblog.
Menambahkan gambar atau foto dari Gallery
yang ada dalam gadget, atau dari foto yang diambil langsung dengan
HP/Tablet.
Menambahkan label untuk tulisan yang pernah
dibuat.
Menambahhkan informasi lokasi untuk tulisan
yang pernah dibuat.
Berikut ini beberapa langkah membuat blog dengan
aplikasi Blogger. Contoh ini menggunakan akun
penulis.buku.drive@gmail.com. Blog akan diberi alamat
bukudrive.blogspot.com, dan judul utama blog Latihan Menulis Blog.
Install aplikasi Blogger melalui Play Store,
dengan cara seperti menginstall aplikasi Android umumnya, yakni cari
(search) Blogger yang dibuat oleh Google Inc. Kemudian pilih
INSTALL dan ACCEPT. Ukuran aplikasi Blogger sekitar 3 MB.
Gambar
1.9 Blogger di Play Store
Setelah Blogger berhasil terpasang di
HP/Tablet, jalankan Blogger sehingga Anda akan diminta memilih akun
untuk login. Dalam contoh ini penulis memilih akun
penulis.buku.drive@gmail.com yang telah dibuat sebelumnya.
Jika Anda baru pertama menggunakan akun email
tersebut untuk membuat blog di blogspot.com, maka Anda akan diminta
mendaftarkan diri untuk masuk Blogger (Sign-up for Blogger).
Gambar
1.10 Sign-up for Blogger
Masukkan alamat email lengkap dan password
untuk login ke Blogger, kemudian Anda diminta memilih bahasa, misal
Bahasa Indonesia. Klik “Lanjutkan ke Blogger” (di bagian kiri
bawah) untuk mulai membuat atau mengelola blog di blogspot.com.
Untuk memulai menulis blog, klik Blog Baru
atau New Blog, kemudian beri judul blog dan beri nama atau alamat
blog sebagai sub-domain blogspot.com. Misal judul blog Latihan
Menulis Blog, dengan alamat bukudrive.blogspot.com. Jika
nama yang Anda pilih sudah digunakan orang lain, akan muncul “Maaf,
alamat blog ini tidak tersedia” dan Anda dapat mengubah kata
bukudrive dengan kata lain, hingga muncul tulisan “Alamat blog ini
tersedia.”
Gambar
1.11 Judul utama dan alamat blog
Pilih salah satu Template desain blog yang
disediakan Blogger, misal Sederhana. Kemudian klik Buat blog! (di
bagian kanan bawah).
Blog bukudrive.blogspot.com berhasil dibuat,
Anda dapat memulai menulis dengan klik “Mulai mengeposkan”.
Tulisan judul dan isi blog pertama Anda. Anda dapat simpan sebagai
Draft atau langsung publikasikan dengan klik Publikasikan. Tes
hasilnya dengan mengakses alamat blog Anda melalui browser web.
Gambar
1.12 Posting pertama di blog
1.3 Pengantar Google Drive dan Docs
Google Drive berguna
antara lain untuk menyimpan berbagai file seperti foto, video,
dokumen teks, spreadsheet, dan presentasi, sehingga mudah diakses
dari mana saja, kapan saja, dan menggunakan perangkat apa saja.
Gambar
1.13 Logo Google Drive
Google Drive dipilih
penulis karena daya tampungnya besar untuk penyimpanan data, gratis
hingga 15 GB, dan menyatu dengan aplikasi perkantoran yang ada di
Android. Tempat penyimpanan lain seperti Dropbox memiliki
keterbatasan, saat ini hanya gratis 2,5 GB dan tidak menyatu dengan
aplikasi Android. OneDrive dari Microsoft saat ini juga belum menyatu
secara baik dengan Android, meskipun dapat dipasang di Android dan
memiliki daya tampung 15 GB.
Jika Anda menggunakan
gadget Android (HP/Tablet PC), maka aplikasi atau app
Drive tersedia di Play Store dan dapat diunduh gratis. Aplikasi Drive
ini berguna untuk mengakses Google Drive. Aplikasi Drive juga
tersedia untuk sistem operasi iOS (iPhone/iPad), Mac OSX dan Windows,
atau perangkat sistem operasi komputer apa saja yang dapat
menjalankan browser web untuk mengakses alamat drive.google.com.
Aplikasi Google Drive
dirilis pertama pada April 2012 untuk Android, kemudian iOS
(iPhone/iPad). Sebelum menyediakan Drive, Google telah memiliki
aplikasi perkantoran Google Docs yang dijalankan secara online
melalui browser web dengan alamat docs.google.com. Google Docs juga
memberikan tempat penyimpanan yang kemudian diberi nama Google Drive.
Google Docs terdiri atas aplikasi pengolah kata atau Word Processor
“Docs”, pengolah angka atau Spreadsheet “Sheets”, dan pembuat
presentasi atau Presentation “Slides”.
Saat ini Google Drive
tidak hanya untuk menyimpan data yang berasal dari aplikasi Google
(Docs, Sheets, Slides, dan lain-lain), tapi juga data dari aplikasi
lain yang dapat menyimpan file di internet, misal aplikasi
perkantoran WPS Office yang akan dibahas pada bab tersendiri.
1.4 Install Google Drive
Cara menginstal
Google Drive sama mudah dengan menginstal app Android umumnya. Drive
tersedia untuk berbagai versi Android, termasuk versi lama (2.x),
tapi Docs, Sheets, dan Slides hanya tersedia untuk Android versi 4.0
ke atas. Berikut ini langkah-langkah menginstall Drive di Android.
Cari dan sentuh
app Play Store, kemudian cari “drive” dengan menuliskan drive
pada bagian Search. Jika Anda baru pertama menggunakan Android dan
belum login dengan username alamat email Anda, maka Anda harus login
dengan salah satu alamat email di gmail.com.
Gambar
1.14 Play Store – search drive
Gambar
1.15 Drive siap diinstall
Gambar
1.16 Sentuh ACCEPT untuk install app
Play Store akan
mulai mengunduh app dari server Google, kemudian langsung
meng-install-nya. CATATAN: Ukuran file app Drive ini hanya sekitar 8
MB, sehingga tidak akan membutuhkan waktu lama dan biaya besar.
Sedangkan ukuran file app Docs, Sheets, dan Slides jauh lebih besar
(mencapai puluhan MB), sehingga Anda perlu memperhitungkan kecepatan
akses internet, terutama terkait penggunaan waktu dan biaya yang
harus Anda keluarkan, sebelum Anda menginstal Docs, Sheets, dan
Slides.
Gambar
1.17 Google Drive berhasil diinstall
Anda dapat
langsung menjalankan app Drive dengan memilih OPEN. Sebaliknya jika
Anda salah menginstal app, maka pada saat selesai install Anda dapat
langsung UNINSTALL.
Setelah
dijalankan, pertama kali Drive akan menampilkan My Drive, yaitu
folder utama dan isinya di komputer Cloud Google. Tampilan My Drive
di HP dan Tablet bisa berbeda, meskipun menggunakan versi Drive yang
sama. Berikut ini tampilan drive di HP dengan layar kecil (misal 3
inci atau lebih kecil).
Gambar
1.18 Tampilan pertama My Drive di layar kecil
Berikut ini
tampilan My Drive di HP/Tablet layar besar (4 inci atau lebih
besar). Di bagian bawah ada tiga ikon Upload, Create, dan Scan,
untuk meng-upload file, membuat file baru, atau men-scan kertas
berisi gambar/teks. Ketiganya akan dibahas pada bagian akhir bab ini
dan bab-bab selanjutnya.
Gambar
1.19 Tampilan pertama My Drive di layar besar
File yang sudah
berada di My Drive dapat diproses lebih lanjut dengan menyentuh
lingkaran berisi huruf I (Info) di sebelah kanan file. Proses labih
lanjut itu adalah di-share ke akun email lain (Share), di-share link
atau alamatnya saja (Share link), diberi tanda bintang (Star),
dipindahkan (Move), dikirim sebagai file (Send file), diunduh
(Download), diubah namanya (Rename), dan sebagainya seperti terlihat
di gambar berikut ini.
Gambar
1.20 Info tindak lanjut file dalam Drive
1.5 Google Drive Menu & Settings
Saat pertama kali dijalankan, Drive akan
menampilkan My Drive. Untuk menampilkan menu Drive, sentuh pojok kiri
atas (My Drive) sehingga terlihat seperti gambar berikut ini.
Gambar
1.21 Menu Drive
Penjelasan Menu Drive:
Nama dan alamat email menunjukkan akun yang
sedang dibuka/diakses, dan dapat diubah untuk mengakses akun lain
jika telah didaftarkan melalui Settings Android (lihat bagian awal
bab ini.)
My Drive: isi folder utama (paling
atas) dari Drive yang tersimpan di server cloud Google.
Incoming: file yang di-share oleh akun
lain kepada akun yang sedang dibuka.
Starred: file yang diberi tanda
bintang (Star).
Recent: file yang terakhir diakses.
On device: file yang dibuat melalui
aplikasi di lokal, misal Docs, atau file di Drive yang diberi tanda
“Keep on device” sehingga tersimpan HP/Tablet selain di Drive.
Uploads: file hasil upload dari
HP/Tablet.
Settings: pengaturan yang akan dibahas
lebih lanjut di bawah ini.
Sebelum menggunakan Drive bersama aplikasi
perkantoran Docs, Sheets, dan Slides, Anda dapat menggunakan Drive
untuk menyimpan file apa saja, misal foto (dari Gallery), lagu/musik,
rekaman (dari Voice recorder), file lain dari HP/Tablet, atau file
dari akun Drive pengguna lain (alamat email lain). Cara upload
dibahas di bagian akhir bab ini.
Secara bawaan (default), Drive hanya akan
mengupload (upload) file ketika Anda akses internet melalui Wi-Fi,
agar pengguna HP/Tablet tidak terbebani biaya mahal menggunakan akses
internet operator (GPRS/3G/4G). Setting pada HP/Tablet otomatis
memberi tanda (check) “Uploading and updating of files will
pause when Wi-Fi connection isn't available” seperti di gambar
1.22.
Gambar
1.22 Settings Drive di HP/Tablet yang memiliki koneksi data selular
Jika Anda memiliki akses internet selular 3G/4G
yang murah dan tidak terbatas (unlimited), Anda dapat mengubah
agar Drive juga dapat mengupload file ketika tidak ada akses Wi-Fi.
Caranya, pada DATA USAGE hilangkan tanda cek (un-check) “Uploading
and updating of files will pause when Wi-Fi connection isn't
available.”
Jika Anda mengakses internet melalui HP/Tablet
dengan berbayar sesuai pulsa atau berdasar pemakaian data, langkah di
atas (un-check) dapat membuat tagihan atau penggunaan pulsa Anda
membengkak.
CATATAN: Tablet yang hanya memiliki akses
Wi-Fi, tidak ada akses selular GRPS/3G/4G, secara otomatis hanya bisa
digunakan untuk akses internet ketika Tablet tersambung ke Wi-Fi,
sehingga tampilan menu Settings-nya tidak ada pilihan DATA USAGE,
seperti gambar berikut ini.
Gambar
1.23 Settings Drive untuk Tablet koneksi Wi-Fi saja
Penjelasan Settings
lainnya:
Cache size:
ukuran memori penyimpanan sementara (cache) pada Drive. Ukuran
minimal 25 Mb, default 50 MB, maksimum 250 MB.
Clear Cache:
menghapus semua data dokumen yang tersimpan di cache, berguna jika
HP/Tablet lambat bekerja karena memori hampir penuh.
Enable
encryption: untuk mengenkripsi data yang tersimpan di lokal
(HP/Tablet) agar tidak diakses orang lain.
1.6 Upload File ke Google Drive
Pada menu utama Drive (My Drive) ada pilihan
Uploads seperti terlihat di gambar berikut. Menyentuh pilihan Uploads
ini bukan langsung untuk melakukan penguploadan file (upload), tapi
untuk melihat daftar file yang pernah di-upload ke Google Drive.
Gambar
1.24 Menu Drive – Uploads
Setelah Uploads dipilih akan terlihat semua file
yang pernah diupload ke internet (Google Drive). Contoh tampilan
halaman Uploads yang masih kosong karena belum ada file diupload.
Kadang di layar tertulis “Your documents will appear shortly”
karena kosong atau karena menunggu ada akses internet.
Gambar
1.25 Tampilan Uploads masih kosong
Upload Foto & Video
Untuk mulai mengupload atau upload foto/video,
Anda dapat memilih beberapa alternatif berikut ini.
Jika layar HP/Tablet Anda lebar sehingga
Drive memiliki 3 ikon di bagian bawah (Upload, Create, dan Scan),
maka Anda dapat menggunakan Upload untuk mengupload file foto atau
video melalui aplikasi yang telah terpasang di HP/Tablet, misal
Gallery, seperti terlihat di gambar berikut (Gallery ada dalam
pilihan di tengah atas).
Gambar
1.26 Upload foto dan video melalui Gallery
Setelah menyentuh Gallery, pilih “Always”
atau “Just one”, lalu pilih salah satu file foto atau video yang
ada dalam Gallery. Saat itu juga file terpilih diupload ke Drive
jika koneksi internet memungkinkan. “Always” berarti seterusnya
memilih Gallery, sedangkan “Just one” berarti menggunakan
Gallery tidak untuk seterusnya.
Create berguna untuk membuat folder
atau file perkantoran baru melalui aplikasi Docs, Sheets, dan Slides
(akan dibahas di bab berikutnya).
Scan berguna untuk mengambil gambar
(HP/Tablet berfungsi seperti mesin scanner) dan mengubahnya menjadi
PDF, lalu mengupload ke Drive.
File yang diupload langsung terlihat di My
Drive, meskipun seluruh proses upload belum selesai, seperti gambar
berikutn ini.
Gambar
1.27 Isi My Drive bertambah setelah upload foto dan video
Gambar
1.28 Jendela Uploads: dua file telah diupload
Cara lain
mengupload foto tidak melalui menu Upload (misal dari HP Android
berlayar kecil) adalah menjalankan aplikasi Gallery. Pertama
jalankan Gallery untuk memilih foto yang akan diupload, lalu pada
foto itu sentuh Menu dan ikon Send, atau sentuh ikon Share, sehingga
muncul beberapa pilihan sharing seperti gambar berikut. Pilih Drive.
Gambar
1.29 Menu Share dari Gallery
Drive akan
dijalankan untuk mengupload foto yang dipilih dari Gallery, sehingga
muncul menu untuk memberi nama file (DOCUMENT TITLE), alamat email
untuk Drive (ACCOUNT), dan nama direktori (FOLDER) di drive atau My
Drive, seperti terlihat di gambar berikut.
Gambar
1.30 Upload foto dari Gallery ke My Drive
Banyak cara lain
lagi upload foto, antara lain menggunakan app Google Photos atau app
file manager apa saja yang akan di bawah di bagian akhir bab ini.
Google Photos
mirip dengan Gallery, namun memiliki lebih banyak pilihan sharing,
dan lebih menyatu dengan Google Drive. Klik foto yang akan diupload,
lalu pilih Share, sehingga muncul banyak pilihan Share, salah
satunya Drive seperti gambar berikut. Langkah selanjutnya sama
dengan ketika menggunakan Gallery.
Gambar
1.31 Upload foto dari app Photos ke Drive
Upload File selain
Foto/Video
Untuk mengupload
berbagai jenis file, banyak pilihan app file manager. Jika
tidak ada app file manager bawaan Android Anda, lebih dahulu install
salah satu app file manager, misal My File, File Manager (Explorer),
ASTRO File Manager, atau lainnya. Umumnya aplikasi dapat menampilkan
pilihan Share dengan menyentuh dan menahan file yang akan dishare.
Lalu pilih share dengan Drive.
Gambar berikut
ini menunjukkan salah satu file manager (My Files) yang akan
digunakan untuk mengupload file PDF pada SD Card eksternal
(BreakingBarriers.pdf) ke Drive.
Gambar
1.32 My Files memilih file PDF untuk diupload ke Drive
Gambar
1.33 File BreakingBarriers.pdf siap dishare dengan Drive
Gambar
1.34 Drive salah satu pilihan sharing
Dengan memilih
Drive, menu selanjutnya seperti ketika upload dari Gallery, yakni
memberi nama file (DOCUMENT TITLE), email akun Drive (ACCOUNT), dan
My Drive atau folder di dalamnya (FOLDER). Pilih OK untuk memulai
upload ke Drive.
Upload File Hasil
Scan dari HP/Tablet
Fasilitas Scan
yang disediakan Drive berguna memudahkan Anda mengambil foto dokumen
dan menyimpannya sebagai PDF, kemudian meng-upload ke Google Drive.
Tombol Scan (ikon kamera) di Drive ini tidak muncul pada beberapa HP
Android layar kecil. Penulis tidak menemukan tombol Scan pada HP
Android berlayar 3 inci. Gambar 1.35 dan 1.36 dibuat penulis dengan
HP Android berlayar 4,7 inci. Banyak alternatif aplikasi untuk scan
yang tersedia di Play Store, antara lain CamScanner-Phone PDF
Creator dan PDF Document Scanner.
Gambar
1.35 Pengambilan foto dokumen melalui Scan
Cara membuat
scan dokumen, klik Scan, lalu arahkan kamera HP/Tablet ke dokumen
yang akan discan dan tekan tombol tengah (ambil foto) seperti
membuat foto biasa. Jika hasilnya baik, klik tanda centang (v) untuk
menyimpan dan mengupload hasil scan ke Drive sebagai file PDF. Pada
Google Drive Anda akan ada file baru dengan nama awal scanned.
Gambar
1.36 Hasil scan telah diupload ke Google Drive
Setiap tahun, di masa-masa pendaftaran calon mahasiswa baru perguruan tinggi, saya menerima pertanyaan dari teman-teman yang punya anak mau mendaftar kuliah. Pertanyaan paling sering, "Jurusan apa yang prospek kerjanya bagus?" Pertanyaan lain, biasanya dari orang tua yang anaknya perempuan, "Jurusan apa yang lulusannya mudah menjadi wirausaha atau bekerja dari rumah?" Berikut ini jawaban saya berdasar pengamatan dan pengalaman, bukan hasil riset ilmiah.
Saya biasanya menjawab agak di luar inti pertanyaan. Saya jelaskan semua jurusan atau program studi bisa membekali mahasiswa untuk bekerja maupun berwirausaha, selama mahasiswa senang atau punya passion di jurusan itu. Tapi para penanya tidak puas dengan jawaban saya. Ternyata, mereka bertanya ke saya karena "buta" hubungan kuliah dengan dunia kerja/usaha dan tidak tahu apa passion anaknya. Yang terakhir itu membuat saya harus menjawab dengan menyebut nama-nama jurusan atau program studi.
Meskipun latar belakang kuliah dan kerja saya terkait komputer, saya berusaha menjawab jujur ke para penanya. Jurusan ilmu pasti yang paling tinggi prospek mendapatkan kerja maupun berwirausaha atau bekerja dari rumah adalah Kedokteran, dan jurusan ilmu sosial adalah Psikologi. Ilmu pasti setelah Kedokteran adalah Ilmu Komputer (Teknik Informatika) atau Sistem Komputer, dan ilmu sosial setelah Psikologi adalah Ekonomi (Manajemen atau Akuntansi). Gabungan keduanya (ilmu komputer dan ilmu ekonomi) adalah Sistem Informasi. Di beberapa perguruan tinggi, pemilih Sistem Informasi lebih banyak daripada Teknik Informatika (Ilmu Komputer), bisa jadi karena ingin mendapatkan ilmu komputer dan manajemen/bisnis secara bersamaan, atau karena tidak suka ilmu komputer yang mendalam, tapi suka memanfaatkan program komputer untuk bisnis.
Beberapa kawan curhat, apa yang harus dilakukan terhadap aplikasi yang digunakannya di Windows XP, sementara Microsoft tidak lagi memberi dukungan jika ada masalah keamanan atau bug di Windows XP. Padahal aplikasi kawan itu penting untuk kantornya, sedangkan pindah ke Windows versi baru sangat berat secara teknis dan biaya.
Berikut ini beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sesuai dengan kondisi komputer, keuangan, sdm, dan operasional jangka pendek-menengah-panjang.
- Jika aplikasi yang harus jalan di Windows XP itu tidak digunakan secara terus-menerus, pasang Windows XP dan aplikasinya di mesin virtual di Linux, misal mengggunakan VirtualBox. Mesin virtual dan Windows XP hanya dijalakan jika perlu saja. Jika khawatir komputer bermasalah atau diserang cracker karena banyak celah keamanan, matikan jaringan Windows XP di VirtualBox tersebut.
- Jalankan wine atau program emulator sejenis untuk menjalankan aplikasi itu di Linux. Jika aplikasi berjalan mulus dengan wine, cara ini lebih ringan daripada cara pertama dengan mesin virtual.
- Buat ulang aplikasi itu agar dapat dijalankan di Linux desktop atau server web. Ini akan lebih aman dan ringan lagi, dengan risiko butuh waktu dan biaya untuk membuat ulang aplikasi. Cara ini sangat bagus jika ingin mengubah aplikasi dari stand alone atau desktop ke client-server atau berbasis web/mobile.
- Jika tidak memiliki komputer dan software untuk pengembangan aplikasi (cara ke-3), maka buat ulang aplikasi dengan cara komputasi awan (Cloud Computing), misal menggunakan jasa penyewaan software untuk pengembangan atau PaaS (Platform as a Service). Contoh PaaS adalah Google App Engine, AppScale, Cloud Foundry, dan sebagainya.
Agar dapat menentukan pilihan yang tepat, gunakan akal sehat, mirip memilih caleg atau presiden dalam pemilu (?). Pertimbangkan antara manfaat dan biaya yang timbul (cost benefit analysis), apakah membuat ulang lebih bermanfaat dan hemat biaya serta lebih terbuka pengembangan ke depan, misal dibandingkan dengan menjalankan mesin virtual, emulator, atau membeli lisensi Windows versi baru.
Yayasan Profesi Terpadu Nurul Fikri bersama LAZIS PT PLN Pusat memberikan Program Beasiswa Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi jurusan Teknik Informatika (TI) selama 2 tahun, yakni kuliah ilmu komputer dari dasar hingga mahir di bidang pemrograman dan jaringan dengan Linux, PHP, MySQL, Java, Android, dan lain-lain yang dipadu dengan kurikulum kepesantrenan (Tahfidzul Qur'an, Aqidah, Akhlak, Fiqh dan bahasa Arab).
Kurikulum 4 semester sepertti yang ada di sini.
Fasilitas Tambahan:
✅Program Pengembangan Diri
✅Tempat tinggal (Asrama)
✅Uang Saku Bulanan Rp. 600.000,-
✅Bantuan penyaluran kerja.
Syarat Pendaftaran:
✅Laki-laki, berakhlak baik, sehat jasmani & rohani dan tidak merokok.
✅Berasal dari keluarga tidak mampu.
✅Mampu membaca dan menulis Al Qur'an, dan hafal minimal 10 surat dalam Al Qur'an.
✅Lulus MA/SMU/SMK atau sederajat tahun 2012, 2013 atau 2014.
✅Bersedia tinggal di asrama dan mematuhi panduan & tata tertib pesantren selama 2 tahun.
Dengan Menyerahkan dokumen:
✅Formulir pendaftaran dan form assessment (dapat diperoleh di PeTIK)
✅Surat pernyataan org tua/wali bermaterai ttg pengajuan beasiswa.
✅Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kelurahan tempat tinggal.
✅Slip gaji org tua/wali atau Surat Keterangan Total penghasilan dari Kelurahan.
✅Surat keterangan sehat dari PUSKESMAS
✅Foto berwarna, 4x6 3 lembar
✅Salinan akta lahir, Kartu Keluarga, KTP pribadi dan KTP org tua.
✅Surat Rekomendasi dari Kepala Sekolah.
✅Salinan Rapor kelas X, XI dan XII, serta salinan Ijazah dan SKHUN yang telah dilegalisir (khusus lulusan 2012 dan 2013).
✅Salinan sertifikat prestasi bidang akademik/non-akademik.
Waktu-waktu Penting:
✅Publikasi, Pengumpulan Berkas dan Seleksi Administrasi : 1 Januari – 30 April 2014
✅Uji Seleksi Wawasan Islam: 5 Mei 2014
✅Tes Potensi Akademik: 12 Mei 2014
✅Psikotes dan Wawancara Psikologi: 19 Mei 2014
✅Tes Kesehatan: 26 Mei 2014
Perkuliahan dimulai 1 Juni 2014.
Informasi lebih lanjut:
Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi (PeTIK)
Jl. Mandor Basar No. 54 RT 01 / RW 01 Rangkapanjaya, Pancoran Mas, Depok.
No. Telp.:
021 77886691
HP:
0838 9893 3288 /
0821 1122 3380
Dalam suatu obrolan ringan, saya mencatat dialog sebagai berikut. "Saya sudah lebih dari dua puluh tahun lalu mendengar istilah Link and Match. Saya juga temukan banyak tulisan di internet tentang itu. Berbagai perguruan tinggi memiliki program Link and Match. Tapi saya belum banyak lihat contoh nyatanya. Ada di mana, ya?"
Kemudian dalam sutau rapat di sebuah asosiasi perusahaan software juga muncul pertanyaan senada berikut ini. "Banyak lembaga pendidikan komputer di Indonesia, mulai dari SMK, diploma, hingga sarjana, tapi mengapa perusahaan saya masih kesulitan mendapatkan programmer web, meskipun lowongan itu untuk junior programmer. Mestinya banyak lembaga pendidikan tinggi komputer dapat menyediakannya. Apakah semua lulusan sudah kerja atau banyak lulusan tidak siap kerja?"
Salah satu contoh Program Link and Match yang berhasil mendidik dan menyalurkan lulusan, dalam kasus ini programer web, diselenggarakan STT NF, tepatnya Career Development Center - Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri. Setelah berjalan sekitar 4 bulan, program Link and Match CDC - STT NF itu meluluskan dua angkatan. Angkatan pertama dengan sistem training 1 bulan di STT NF plus magang 3 bulan di perusahaan. Angkatan pertama diikuti 6 peserta lulusan SMK/D3, dan alhamdulillah semua lulusan pertama telah bekerja di beberapa perusahaan.
Angkatan kedua menggunakan sistem training langsung di salah satu perusahaan sponsor (Matsushita) selama 1 bulan. Training kedua ini diikuti 13 peserta, 8 peserta lulus sertifikasi web programming, dan 5 peserta lulus junior web programming yang diadakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi - LSP Telematika. Saat tulisan ini disusun, para lulusannya mulai wawancara dan sebagian sudah diterima bekerja di perusahaan.
Yang membedakan sistem pertama (training plus magang) dan kedua (traning saja, tapi di lingkungan industri) adalah latar belakang peserta. Yang pertama peserta sudah belajar pemrograman karena berasal dari SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak dan D3 komputer. Sedangkan yang kedua tidak ada yang berlatar belakang pemrograman, sehingga kurikulumnya sedikit berbeda.
Banyak perusahaan telah memesan lulusan program Link and Match CDC STT NF. Beberapa di antara nama perusahaan yang telah menerima magang lulusan dan menerima kerja adalah Skydivo Indonesia, Artikulpi, Telunjuk.com, Esindo.net, Anilo AdiKarya, NCI, dan InsightMax. Anda berminat menjadi peserta? Atau berminat menerima magang dan kerja lulusannya? Kontak langsung CDC STT NF.
Saya menerima kiriman buku “The Power of OwnCloud”, yang mengupas salah satu produk Open Source untuk teknologi
cloud computing atau komputasi awan yang sedang menjadi tren namun belum banyak ditulis dalam bahasa Indonesia. OwnCloud merupakan
produk perangkat lunak – semacam Dropbox – untuk penyimpanan
data di internet. Untuk itu kami mengucapkan selamat dan terima kasih
kepada Pak
Dedy Setyo Afrianto, guru NF Boarding School - Serang Banten, yang telah menyusun
buku ini dan mendedikasikan karyanya untuk pendidikan dan
pengembangan teknologi informasi di Indonesia.
Salah satu keistimewaan OwnCloud yang
dikupas dalam buku ini adalah tersedia OwnCloud versi komunitas yang
berlisensi free software atau
open source, sehingga bebas digunakan, bebas dipelajari
cara kerjanya, dan bebas dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. OwnCloud dapat dipasang pada sistem operasi open source
Linux dan sistem operasi lainnya. Linux saat ini sangat terkenal dan
digunakan oleh banyak komputer di dunia, mulai dari server hingga
smartphone seperti Android, dan lain-lain.
SDM yang menguasai teknologi cloud
masih langka namun dicari banyak perusahaan, antara lain karena
kebutuhan tempat penyimpanan di internet pada era komputer bergerak
saat ini sangat tinggi. Tidak hanya para pengguna komputer tablet dan
smartphone, tapi juga pengguna komputer meja dan laptop ingin
mendapatkan kemudahan dalam menyimpan datanya di internet. Data harus
dapat diunggah (upload) ke
internet, diunduh (download)
dari internet,
dan disinkronisasikan
dengan data di komputer tablet atau smartphone, kapan saja dan
dari/di mana saja. Untuk itulah teknologi penyimpanan berbasis
komputasi awan menjadi sangat penting dipelajari dan dimanfaatkan,
khususnya oleh para administrator jaringan atau pengelola
infrastruktur teknologi informasi.
Perbedaan BlankOn 9 dan Windows 8. Tulisan ini ditujukan untuk calon pengguna BlankOn 9 yang saat ini menggunakan Windows XP atau Windows 7 atau Windows 8 dan ingin mencoba sistem operasi komputer BlankOn 9. Tulisan ini hanya mengupas sebagian perbedaan, tanpa memberi nilai kelebihan atau kekurangan, dan tanpa memberi nilai mana yang lebih baik atau mana yang lebih jelek. Ini hanya sebagian kecil perbedaan, masih banyak perbedaan lainnya. Jika ingin tahu lebih jauh BlankOn 9 dan tampilan-tampilannya, silakan cek Download BlankOn. Saya menggunakan versi 64bit pada laptop Compaq Presario CQ42 Pentium Dual Core T4500 (pembelian 2010).
- Windows 8 sudah ada dalam komputer, terlepas dari siapa yang memasangnya dan legalitasnya. Sedangkan BlankOn 9 belum terpasang, sehingga Anda harus menginstalnya lebih dahulu.
- BlankOn 9 ketika dipasang langsung berisi aplikasi perkantoran LibreOffice, pengolah foto GIMP, dan penggambar Inkscape, sedangkan Windows 7/8 ketika dipasang pertama belum dilengkapi aplikasi perkantoran (misal msoffice), pengolah foto (misal photoshop), pembuat gambar (misal coreldraw), sehingga Anda harus membeli atau membajak dan menginstalnya setelah selesai menginstal Windows 8.
- Windows 8 langsung aktif suspend (standby) ketika layar laptop ditutup, sedangkan BlankOn 9 membutuhkan instal power management (acpi-support dan paket lain yang dibutuhkan, dengan ukuran total hanya sekitar 900 kB) dari internet melalui program Warsi (Warung Aplikasi) setelah BlankOn 9 terpasang.
- BlankOn 9 mendukung aksara lokal Indonesia (Bali, Batak Toba, Bugis, Jawa, Rejang, dan Sunda), sedangkan Windows 8 tidak/belum.
- Windows 8 membutuhkan driver agar dapat digunakan untuk mencetak (printer) dan mengakses internet melalui modem 3G, sedangkan BlankOn tidak lagi membutuhkan driver untuk sebagian besar printer dan modem 3G yang sudah mendukung Linux. Di sisi lain, Windows 8 didukung pembuat printer dalam bentuk CD driver yang disertakan dalam printer, sedangkan sebagian pembuat printer itu tidak menyediakan driver Linux di dalam CD driver.
- Jendela (desktop, menu, ikon, dll. yang terkait destop) BlankOn 9 dikembangkan oleh para pengembang software Indonesia secara terbuka (Open Source), sedangkan jendela Windows 8 dikembangkan oleh perusahaan Microsoft dari luar Indonesia secara tertutup (Proprietary).
- Windows 8 memerlukan biaya untuk mendapatkan izin penggunaan (lisensi Microsoft), sedangkan BlankOn 9 tidak perlu biaya izin (lisensi GPL, LGPL, dan lain-lain).
2013 menjadi tahun terburuk saya menulis blog. Saya hanya membuat satu tulisan di Januari 2013, dan baru menulis kembali di ujung Deseember 2013.
Ide tulisan ini datang setelah saya membaca artikel Jack M. Germain di Linux Insider. Apa yang kira-kira akan dilakukan pengguna Windows XP di Indonesia setelah Microsoft menghentikan dukungannya pada April 2014?
Setahu saya masih banyak komputer di Indonesia menggunakan Windows XP. Alasan pengguna Windows XP tidak pindah ke Wiindows Vista, 7, 8, atau 8.1, umumnya karena spesifikasi komputernya rendah, misal hanya memiliki memori RAM 512 MB atau kurang, dengan usia komputer sudah lebih dari lima tahun. Juga tidak pindah ke Linux karena belum terbiasa atau bahkan belum tahu ada Linux yang bisa menggantikan fungsi Windows XP.
Jika komputer berisi Windows XP akan tetap digunakan tanpa mengupgrade hardware dan tanpa mengeluarkan biaya lisensi, maka saya sarankan komputer itu dimigrasikan ke salah satu jenis (distro) Linux yang mendukung hardware lama. Tidak ada biaya lisensi Linux, hanya kemungkinan ada biaya migrasi. Masalahnya, siapa yang akan memigrasikan ke Linux? Jika migrasi dilakukan pihak lain, berapa biayanya?
Dua pertanyaan itu belum bisa saya jawab, karena sangat tergantung siapa penggunanya dan di institusi apa komputer XP itu berada. Saya berharap teman-teman yang sudah biasa menggunakan Linux bersedia membantu para pengguna XP untuk bermigrasi ke Linux, dengan biaya atau tanpa biaya, sesuai kemampuan pengguna dan kemampuan Anda sebagai pemberi bantuan.
Banyak sistem operasi komputer modern saat ini menggunakan Linux sebagai program inti (kernel), meskipun tidak dipopulerkan sebagai Linux. Contoh sistem operasi fenomenal dan sukses adalah Android, yang pada akhir 2012 telah menguasai lebih dari 70% pasar sistem operasi komputer seluruh dunia, khususnya untuk smartphone dan tablet pc. Kesuksesan Android itu tidak bisa lepas dari peran Linux dan cara pengembangan Open Source.
Sistem operasi komputer dapat diartikan beragam, tergantung konteks atau situasinya. Secara awam, sistem operasi adalah program untuk menjalankan peralatan elektronik yang berisi microprocessor seperti netbook, notebook, desktop pc, smartphone, tablet pc, server, mainframe, smart tv, multimedia system di mobil dan pesawat terbang, perangkat jaringan komputer, VoIP, dan lain-lain. Jaman dulu, sistem operasi hanya diartikan sebagai program dasar untuk menyalakan komputer setelah program BIOS (Basic Input/Ouput System). Sistem operasi dulu, misal DOS dan Windows, tidak langsung menyertakan aplikasi, kecuali beberapa program dasar seperti editor teks sederhana.
Saat ini, jika kita menyebut nama sebuah sistem operasi, kita akan membayangkan berbagai aplikasi yang disertakannya, misal aplikasi untuk web searching, chatting, blogging, photo editing, multimedia playing, office working, dan lain-lain. Awalnya, sistem operasi Linux yang lengkap disebut distro (distribution) Linux. Kini, sistem operasi Linux lengkap memiliki banyak nama dan dijual secara paket (bundling) dengan perangkat keras, seperti Android yang dipaket dalam penjualan smatrphone/tablet pc. Demikian pula sistem operasi berbasis Linux lainnya seperti BlankOn, Firefox OS, Chrome OS, Sailfish/Meego, Tizen, dan Ubuntu, diprediksi akan sukses seperti Android karena berisi berbagai aplikasi, dengan syarat dijual secara paket dengan perangkat keras seperti Android. Semua contoh itu adalah keluarga sistem operasi Linux, meski namanya tidak berisi kata Linux.
Umumnya CD/DVD sistem operasi komputer modern telah dilengkapi berbagai program penting untuk pekerjaan sehari-hari seperti web browser, file browser, text editor sederhana, pemutar musik dan video, email, dan cahtting. Lebih hebat lagi CD/DVD sistem operasi berbasis Open Source seperti Linux, karena telah dilengkapi program-program penting yang biasanya tidak disertakan pada CD/DVD sistem operasi bukan Open Source, misalnya BlankOn dan Ubuntu menyertakan LibreOffice (Word, Spreadsheet, Presentation), PartedMagic menyertakan gparted untuk masalah harddisk dan PhotoRec untuk masalah data terhapus. Info selengkapnya bisa dibaca pada InfoLINUX edisi 09/2012.
Beberapa teman dari perusahaan yang membutuhkan sarjana komputer curhat ke saya, di era internet dan open source ini masih sulit mendapatkan karyawan baru yang punya ilmu dasar komputer dan skill yang sesuai kebutuhannya. Misal sarjana komputer (D3/S1) yang faham konsep pemrograman dan networking, plus terampil menggunakan Linux dan membuat program php atau java dengan database mysql. Saya rasa ini masalah klasik atau sudah lama terjadi, tapi mengapa masih belum banyak solusi, ya?
Ketika masalah itu saya bawa ke beberapa teman di perguruan tinggi yang mengelola program studi TI, SI, IL, MI, komentarnya beragam. Ada yang komentar, perguruan tinggi tidak wajib memberikan keterampilan tapi cukup memberi pemahaman atau konsep. Ada lagi yang komentar, perguruan tinggi sudah memberikan skill, tapi tidak dengan produk terbaru karena perubahan yang cepat tidak mampu diikuti para dosennya, misal Linux, PHP, Java, dan MySQL. Lalu ketika saya bawa kembali jawaban itu ke teman yang butuh karyawan, dia/mereka bilang terlalu mahal bagi perusahaan kalau harus memberikan training kepada karyawan baru sebelum diberi tugas di bidang networking dan pemrograman atau pengembangan sistem informasi perusahaan.
Apa akibat dari masalah ini? Bukan berdasar survey tapi info dari teman di pemerintah, pengangguran lulusan komputer masih tinggi, tapi lowongan tenaga ahli TIK tetap tidak mudah terisi. Solusinya, harus ada perguruan tinggi yang berani memadukan konsep dan skill, dengan risiko biaya operasional pendidikan jadi lebih besar dari umumnya perguruan tinggi lain, misal dengan selalu memberikan update ilmu/skill TIK yang cepat berubah ini. Contoh perguruan tinggi komputer yang sejak semester pertama hingga lulus memberikan skill Linux/Open Source selain konsep-konsep dasar itu adalah STT Terpadu Nurul Fikri.
Libur lebaran 2012 ini saya mencoba tiga distro Linux turunan Debian, yakni BlankOn 8, Mint 13, dan Ubuntu 12.04. Saya coba membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing dari sisi tampilan dan menu desktop, serta dari sisi kecepatan booting hingga muncul desktop.
Tampilan desktop dan menu Manokwari milik BlankOn 8
Kesimpulan saya, dari sisi tampilan: BlankOn cocok untuk yang mementingkan kesederhanaan dengan desktop Manokwari-nya. Mint 13 untuk yang memementingkan kemiripan dengan tampilan lama (Windows, Gnome 2, KDE). Dan Ubuntu untuk yang sudah suka Unity Ubuntu. Dari sisi kecepatan booting, BlankOn paling cepat, sedangkan Ubuntu dan Mint relatif sama.
Catatan: Kesimpulan ini tidak berarti menjadi penilai salah satu lebih baik dari yang lain, karena setiap pengguna memiliki keinginan yang berbeda. Pengguna yang ingin praktis, cepat, sederhana, BlankOn bisa jadi pilihannya. Pengguna yang ingin tampilan mirip Windows bisa jadi memilih Mint. Dan pengguna yang telah mantap dengan Unity bisa jadii pilih Ubuntu. Salah satu kelebihan BlankOn bagi saya, dibandingkan dua lainnya itu, ada rasa kebanggaan pakai BlankOn karena buatan Indonesia, plus dilengkapi aksara (font) khas Indonesia seperti honocoroko dan lain-lain.
Tidak semua kegiatan menunggu itu membosankan. Salah satu yang bisa menyenangkan adalah menunggu rilis produk software kesukaan, misal BlankOn 8 Rote, karena ada versi-versi pendahulu sebelum keluar versi final. Mirip menunggu pertandingan final Piala Dunia atau Piala Eropa, ada pertandingan-pertandingan awal yang juga menyenangkan ditonton.
Bedanya, menunggu rilis software seperti BlankOn 8 Rote ini memberi kesempatan semua orang ikut menjadi "pemain", bahkan bisa ikut menjadi "penentu" hasil akhir. Menjadi pemain dalam pengembangan distro Linux dapat dilakukan mulai dari sebelum ada rilis awal, misalnya mengusulkan program yang disertakan. Menjadi pemain juga bisa dilakukan setelah ada rilis alfa, beta, atau racikan, misalnya menjadi penguji-coba atau tester dan melaporkan hasil tesnya.
Jika Anda berminat menjadi "pemain" BlankOn, Anda bisa mulai dengan mencoba edisi harian, misalnya versi harian 30 Juli 2012 Blankon 8 Standar atau BlankOn 8 Sajadah (edisi muslim). Kalau Anda merasa terlambat untuk mengusulkan program dalam BlankOn 8, Anda dapat mengusulkan untuk BlankOn 9 melalui milis BlankOn-Dev.
Seseorang bertanya, "Kalau kita mendukung HaKI dan Open Source, dari mana kita dapat rezeki?" Sebelum menjawab, saya ceritakan dulu HaKI itu banyak rupanya, ada hak cipta, hak paten, merek dan rahasia dagang. Hak cipta suatu produk FOSS (Free/Open Source Software) adalah milik si pembuat produk itu, tapi hak mengkomersialkannya bisa menjadi milik siapa saja, selama tidak melanggar hak ciptanya. Menjual produk berlisensi FOSS tidak dilarang, selama tidak menyembunyikan kode sumbernya, tidak menarik biaya royalti atau izin mengcopy (boleh ada biaya jasa tenaga mengcopy), tidak mengakui karya orang lain sebagai karyanya, dsb. Menjual produk baru yang dibuat dengan FOSS juga tidak dilarang.
Berikut ini sekadar contoh jenis-jenis rezeki yang dapat diperoleh dari proses penyebarluasan Linux atau FOSS lainnya terkait dengan jenis HaKI. Misalnya kita ambil kasus perusahaan pengembang software yang menggunakan sistem operasi GNU/Linux, bahasa pemrograman PHP/Java, database MySQL/PostgreSQL, server Apache, dan aplikasi perkantoran LibreOffice sebagai bagian dari "jualannya".
- Hak Cipta: Semua nama software di atas itu berlisensi Open Source, artinya tidak harus membayar royalti untuk menggunakan dan memodifkasi. Namun, pengembang software dapat menarik biaya atas karya ciptanya, misal mengemas menjadi CD, buku manual, kotak pembungkus, biaya instalasi, biaya setting, support / maintenance, biaya modifikasi, biaya training, dll. Pengembang software juga bisa mendapatkan rezeki dari membuat software baru atau software tambahan dari salah satu atau beberapa software di atas. Jika pengembang software itu menemukan kelemahan, maka dapat memperbaiki dan melaporkan ke pengembang utamanya.
- Hak Paten: Jika pengembang itu membuat software tambahan khusus untuk pelanggan dan tidak ingin dituduh mengambil paten pihak lain, maka algoritma software itu dapat dipatenkan. Soal apakah pengembang akan menjual paten atau tidak, ini urusan bisnis lain lagi yang masih pro dan kontra.
- Merek: Pengembang dapat membuat merek baru dari hasil modifikasi atau karya software baru, lalu menjual merek itu sebagai bagian dari produk barunya atau hasil modifikasi produk lain. Menjual merek tidak sama dengan menjual royalti hak cipta software hasil modifikasi yang tidak berlaku untuk lisensi GPL (General Public License) atau yang sejenis.
- Rahasia Dagang: Pengembang memiliki hak merahasiakan data perusahaan pelanggan atau rahasia dagangnya sendiri, misal data karyawan, data hasil riset pemasaran, data kreditur/debitur, dsb.
Sebagian tulisan saya ini mungkin sama dengan tulisan saya yang lain atau tulisan orang lain tanpa saya sadari, karena saya hanya menulis ulang sesuai kondisi atau pertanyaan yang saya dapatkan.
Dalam waktu dekat, semua dokumen perkantoran yang digunakan untuk pelayanan publik (pemerintahan, perusahaan, pendidikan, dll.) harus menggunakan format ODF (Open Document Format) dan PDF (Portable Document Format). Pemerintah telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan segera mengeluarkan Peraturan Menteri terkait itu. Banyak yang diuntungkan dan dimudahkan dengan keputusan itu, antara lain karena ada LibreOffice yang free dan open source.
LibreOffice adalah salah satu program atau aplikasi komputer untuk mengedit dan menghasilkan file ODF (misal open document text .odt, spreadsheet .ods, dan presentation .odp) dan PDF. Berikut ini salah satu tips menggunakan LibreOffice Impress untuk menghasilkan file presentasi pegangan peserta (handouts) misalnya 6 slides per halaman dalam bentuk PDF. Tentu LibreOffice Impress juga bisa menghasilkan slides berformat PDF melalui menu File - Export as PDF. Saya belum tahu apakah sekarang MS PowerPoint sudah bisa digunakan untuk membuat slide dan handout PDF secara langsung dan mudah seperti ini. Download LibreOffice dari www.libreoffice.org.
Kita mulai membuka atau membuat presentasi dengan LibreOffice Impress, klik File - Print, lalu ikuti tiga langkah dengan tiga gambar di bawah ini.
- Pada bar utama General, pilih salah satu printer, lalu klik Properties. Klik bar Device, lalu pilih Printer language type: PDF. Klik OK.
- Masih pada bar General, di bagian Print - Document, ubah Slides menjadi Handouts. Lalu pada Slide per page, pilih Defaults atau ganti sesuai kebutuhan, misal 6 (slides per page).
- Klik bar utama Options (paling kanan), beri tanda (check) Print to file, lalu klik Print to file. Tentukan folder dan nama file PDF.
General - Properties - Device
General - Print - Document: Handouts
Options - Print to file
Saya bersama para santri melihat hasil pengamatan bulan sabit (hisab rukyatul hilal) dengan Linux dan Stellarium yang ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan para santri tanpa komputer, sesuai kitab "kuning" yang digunakan para santri. Saya juga menggunakan Linux untuk menghitung pembagian waris, dan ternyata menghasilkan pembagian warisan yang sama dengan hitungan para santri berdasar kitab faroidh yang dipelajarinya.
Alhamdulillah, saya sangat bergembira hari ini, Ahad 24 Juni 2012, karena bisa bertukar pikiran dengan para santri Pondok Pesantren Al Muthohhar di kampung Legok, desa Palinggihan, kec. Plered, kab. Purwakarta. Saya membawa BlankOn Sajadah dan Ubuntu 12.04 lengkap dengan beberapa program yang sesuai dengan ilmu yang dipelajari para santri, antara lain ilmu falak, khususnya hisab-rukyatul-hilal, dan ilmu faroidh (pembagian warisan). Saya tampilkan dua distro Linux itu untuk menunjukkan ke para santri bahwa sebagian karya Indonesia (BlankOn) tidak kalah dengan karya luar negeri seperti Ubuntu, apalagi Windows.

Pondok Pesantren Al Muthohhar ini memiliki banyak keistimewaan bagi saya. Keistimewaan pertama, pesantren ini bukan pesantren modern tapi para santrinya belajar ilmu modern (misal ICT), selain tetap belajar ilmu klasik, misalnya kitab-kitab "gundul" tentang astronomi Islam, faroidh, dll. yang tidak diragukan lagi manfaatnya. Keistimewaan kedua dan ketiga, pesantren ini telah berusia 100 tahun (eksis sejak 1912) dan didirikan oleh salah satu ulama besar K.H. Muhammad Thoha bin K.H. Ahmad Rafe'i. Banyak alumninya yang sukses (berguna di masyarakat) dan menyebar di berbagai kota, termasuk kota Depok tempat tinggal saya saat ini.
Mempelajari dan memahami alam semesta merupakan tugas kita sebagai manusia yang diberi akal dan hati oleh Sang Pencipta. Misalnya, kita dapat menggunakan komputer Linux untuk mengetahui kapan bulan sabit atau awal bulan berada di atas ufuk pada saat matahari terbenam.
Sebagai contoh, tulisan dan gambar ini saya buat pada sebuah komputer dengan sistem operasi Linux dan program Kstars. Saya ingin mengetahui kapan terjadinya bulan sabit atau hilal pada Ramadhan dan Syawal 1433 H / 2012 M. Tulisan ini tidak membahas perbedaan pendapat di antara ulama atau ahli falak, tapi hanya membahas bagaimana dan kapan bulan sabit terjadi.
Gambar 1. Bulan di atas ufuk saat matahari terbenam 18 Agustus 2012
Lebih dahulu kita sepakati beberapa hal. Pertama, peredaran bulan, bumi, dan matahari itu sangat teratur, kecuali suatu saat Tuhan menghendaki lain (misal karena kiyamat), sehingga kita bisa menentukan jam-menit-detik kapan matahari terbit, terbenam, terjadi gerhana, dsb. Kedua, jumlah hari dalam satu bulan itu bulat, misal 28, 29, 30, dan 31, meskipun waktu tepatnya satu bulan sebenarnya tidak bulat, sehingga tidak ada jumlah hari dalam sebulan itu pecahan, misal 29,5. Untuk bulan berbasis peredaran "bulan/moon" atau Qomariyah, jumlah hari dibulatkan 29 atau 30, tidak ada 28 dan 31. Ketiga, bulan tidak memancarkan sinar, sehingga kita dapat melihat dengan mata karena bulan terkena sinar matahari.
Dengan tiga kesepakatan di atas, kita lihat di Jakarta, bulan sabit Syawal 1433 H terjadi pada malam Minggu (19 Agustus 2012), karena ketinggian bulan saat matahari terbenam pada Sabtu sore 18 Agustus 2012 sekitar 7 derajat. Bulan sabit yang sudah tinggi ini juga akan terlihat di timur dan barat Indonesia, demikian pula di Arab Saudi. Jika ditarik mundur 30 hari ke belakang, bulan sabit Ramadhan 1433 H terjadi pada 20 Juli 2012, sehingga lama bulan Ramadhan 30 hari, karena ketinggian bulan saat matahari terbenam pada 19 Juli 2012 di atas ufuk sekitar 1 derajat, kecuali saya/komputer salah atau Allah menghendaki lain. Tunggu dulu... apakah ketinggian 1 derajat itu dapat dilihat dengan mata atau teropong?
Gambar 2. Bulan di atas ufuk saat matahari terbenam 19 Juli 2012
Secara manusiawi, bulan setinggi 1 derajat tidak dapat dilihat dengan mata atau teropong, kecuali dengan teropong canggih yang dapat melihat bulan meskipun sinar matahari tidak mengenai bulan. Kalau diskusi soal batas ketinggian bulan ini, kita akan masuk wilayah perbedaan pendapat atau khilafiyyah penentuan hilal. Misalnya, jika Anda berpendapat "mata kepala harus melihat bulan", maka bulan sabit atau awal Ramadhan jatuh pada 21 Juli 2012, sehingga lama bulan Ramadhan 29 hari.
Jika kita sama-sama beragama Islam, kita sepakat juga bahwa 1 Ramadhan dan 1 Syawal ditentukan dengan "melihat" hilal atau mengetahui adanya bulan sabit. Sedangkan cara melihat/mengetahui bulan sabit boleh tidak sepakat, apakah akan menggunakan mata "telanjang", mata dengan "teropong konvensional", mata dengan "teropong canggih", atau mata dengan "teropong komputer" seperti ketika menentukan jadwal sholat, jadwal gerhana bulan/matahari, dsb.
Jika ummat Islam ingin menggunakan jadwal atau kalender yang sama, maka perlu ada yang mengalah (ada toleransi). Karena meskipun sudah menggunakan alat yang sama (mata atau teropong), tetap bisa terjadi perbedaan pendapat. Apalagi kita sepakat bahwa kita tidak bisa bertemu Nabi SAW untuk meminta keputusan tunggal, dan hanya Allah yang pasti (Maha) benar. Wallahu a'lam bish-shawab.
Dapatkah suatu sekolah atau perguruan tinggi dikelola dengan Linux sebagai sistem operasi utama dan produk-produk FOSS lainnya sebagai aplikasi pengelolaan/pelaksanaan pendidikan? Sudah pasti bisa, meskipun tidak bisa seratus persen pakai Linux/FOSS karena "terpaksa atau dipaksa". Linux/FOSS dapat digunakan sebagai materi pelajaran/kuliah/praktikum, alat bantu ajar (presentasi, e-learning, dll.), dan administrasi atau sistem informasi (pendaftaran, pembayaran, penggajian, dll.). Contohnya?
Contoh perguruan tinggi yang sistem utamanya pakai Linux/FOSS belum saya temukan, tapi kalau contoh penggunaan Linux/FOSS di salah satu fakultas atau program studi perguruan tinggi atau sekolah telah banyak ditemukan di Indonesia. Misalnya mulai dari yang berat, pengolahan data bisa menggunakan Scilab pengganti Mathlab, dan R sebagai pengganti SPSS yang belum tersedia di Linux dan bukan termasuk FOSS. Kalau mulai dari yang ringan, pembuatan laporan atau tugas yang berbentuk file menggunakan latex, lyx, libreoffice, atau produk FOSS lainnya yg jalan di atas Linux.
Untuk jurusan terkait komputer, belajar sisitem operasi dasar hingga networking dan security bisa dengan Linux. Pemrograman dasar bisa dimulai dengan C/C++ atau Python atau Freepascal atau lainnya. Untuk pemrograman visual bisa pakai wxwidget, atau sekalian Java dengan Eclipse agar mudah ketika kemudian belajar pemrograman Android. Database bisa pilih MySQL atau PostgreSQL. Untuk jurusan komunikasi visual atau multimedia bisa menggunakan Gimp (image editing), Blender (animasi/3D), Avidemux/Cinelerra/Kdenlive/Kino/LiVES (video editing), dsb.
Bagaimana jika ada kewajiban dari pemerintah untuk menggunakan aplikasi atau software yang hanya dapat berjalan di sistem operasi selain Linux? Itu pengecualian. Bisa mulai dengan protes atau demo ke pemerintah yang suka "maksa beli" itu. Solusi sementara, sistem operasi utama tetap Linux, lalu jalankan emulator (misal wine) atau virtual machine (misal virtualbox) untuk menjalankan software "aneh" itu.
Sertifikat pendidikan dan pelatihan di Indonesia banyak macamnya. Ada sertifikat yang diberikan ketika seseorang selesai mengikuti pelatihan/seminar. Ada sertifikat yang diberikan setelah lulus pelatihan. Ada sertifikat yang diberikan setelah lulus dalam proses sertifikasi profesi/kompetensi.
Sertifikasi profesi/kompetensi juga banyak macamnya, misal profesi akademik (guru/dosen), dokter, apoteker, akuntan, dan komputer (operator, programer, system administrator, dll.). Sertifikasi profesi/kompetensi adalah proses penilaian (asesmen) yang sistematis/terstruktur berdasar standar profesi/kompetensi kerja sesuai dengan ilmu/skill/pengalaman di bidang kerja tertentu.
Istilah sertifikat biasa digunakan untuk pelatihan/pendidikan non formal. Sedangkan ijasah diberikan setelah lulus suatu tingkat pendidikan formal, mulai dari SD/MI hingga S3. Dulu ketika kita lulus TK, kita (harusnya) dapat sertifikat, bukan ijasah, karena TK bukan pendidikan formal. Ketika SD/MI kita mendapatkan pelajaran komputer, kita bisa dapat sertifikat lulus pelatihan komputer, bukan ijasah komputer. Ketika lulus SD/MI, baru kita dapat ijasah.
Apakah peserta pendidikan non formal bisa mendapatkan ijasah? Bisa! Misalnya peserta pendidikan non formal home-schooling atau kejar (kelompok belajar) setara SD/MI yang lulus ujian Paket A, non formal setara SMP/MTs yang lulus ujian Paket B, dan non formal setara SMA/MA/SMK yang lulus Paket C. Untuk keadilan dan pemerataan pendidikan, mestinya ada pendidikan non formal setara D1 (yang mendapat ijasah D1 setelah lulus ujian Paket D), setara D2 (Paket E), setara D3 (Paket F), setara D4/S1 (Paket G), setara S2 (Paket H), dan setara S3 (Paket I).